Commitment is about doing whatever it takes.—Anonymous

Bukan Kriminal Total

Sunday, December 03, 2006

Mahasiswa parkir di dalam karena “tak mau ketinggalan menuntut ilmu”

Batari Saraswati dan Ikram Putra

SRI HARTATI SOENARMO punya kelas untuk diajar pada pukul sembilan pagi itu. Begitu sampai di kampus lima belas menit sebelumnya, ia seperti biasa menuju area parkir depan gedung Kerjasama PLN-ITB. Tapi di sana tak ada lagi tempat kosong. Ia lalu mencari area parkir lain dan mendapati semuanya penuh. Karena waktu yang semakin mepet, ia memutuskan untuk parkir di tepi jalan depan Labtek IX. Menambah panjang barisan mobil yang sudah lebih dahulu terparkir di sana, meski ada rambu “P coret”.

Tiba-tiba seorang satpam mendekati. “Jangan parkir di sini Bu,” katanya. “Terus saya mesti parkir di mana?” jawab Sri. Satpam diam. “Jadi dosen nggak usah parkir, nggak usah ngajar aja, gitu?”

Dosen pada Program Studi Meteorologi ini lalu memindahkan mobilnya dan parkir di tepi jalan antara Labtek IX dan Laboratorium Mesin. Walaupun dekat situ ada “P coret” juga, kali ini si satpam tidak bilang apa-apa.

“Kenapa saya saja yang dilarang? Kalau memang tidak boleh, kenapa yang lain dibiarkan?” kata Sri saat ditemui di ruangan kerjanya, Rabu 4 Oktober lalu. Ia bertanya-tanya apakah mahasiswa sekarang diperbolehkan parkir di dalam. Sebab selama 33 tahun mengajar, “baru tahun ini saya lihat area parkir penuh semua seperti ini.”


DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG, pada hari dan jam kuliah, tidak semua kendaraan bisa masuk ke kampus. Hanya yang dilengkapi stiker yang boleh. Ini sebuah mekanisme pembatasan jumlah kendaraan, salah satunya supaya daya dukung area parkir tidak terlampaui. Dikeluarkan oleh Biro Sarana dan Prasarana, stiker ini masa berlakunya satu tahun.

“Hanya dosen dan staff ITB yang berhak mendapat stiker. Kemitraan, seperti Bank Niaga, BNI, dan kantin juga diberi, tapi tidak semua” kata Tugino dari Biro. Tapi buat Sri, tak masuk akal jika tidak ada kendaraan mahasiswa di dalam.

“Kalau bukan mahasiswa, siapa lagi? Mobilnya baru-baru semua... Dalam arti saya baru lihat, sebelumnya tidak,” ujar Sri. “Lagipula dosen kan jumlahnya segitu-gitu aja. Berapa sih dibandingkan jumlah mahasiswa?”

Mereka yang tidak punya stiker bisa memilih parkir di tiga lokasi parkir milik ITB, yakni di Parkir Timur (dekat Fakultas Seni Rupa dan Desain), Parkir Barat (dekat Program Studi Teknik Sipil), dan Parkir Utara (dekat Perpustakaan Pusat). Ketiganya dikelola Biro Sarana dan Prasarana. Petugasnya masing-masing ada empat, yang tiap hari berpindah lokasi tugas. Tarif parkir di sana Rp. 1000,- untuk mobil dan setengahnya untuk motor. Ada karcis.

(Di Parkir Barat dan Parkir Timur, jika sedang beruntung, mobil anda bisa jadi putih kena siram kotoran burung kowak. Petugas parkir di sana pernah menyalurkan bakat kreatifnya membikin kaleng pengusir burung, tapi apa daya baru tiga minggu berjalan, kaleng dan tali-temalinya itu sudah raib dicuri orang).

Di samping itu, mereka bisa juga parkir di Sasana Budaya Ganesha. Ini adalah lahan milik Pemerintah Kota Bandung yang disewa ITB. Tarif parkirnya Rp. 2000,- untuk mobil.

Tak banyak yang tahu bahwa sesungguhnya, khusus untuk mahasiswa ITB, ada tarif khusus. “Kalau menunjukkan KTM, bayar seribu,” ucap Yan Rizal, Kepala UPT Olahraga, yang selain mengelola mata kuliah olahraga juga mengelola lahan parkir ini.

Bahkan petugas parkir pun tak tahu soal “tarif khusus” ini. Saat ditanya berapa tarif parkir di sana, si petugas menjawab “dua ribu rupiah Neng,” sambil menunjuk tulisan ‘Rp. 2000’ yang ada di kaca pos jaga parkir.

“Kalau mahasiswa ITB bayarnya dua ribu juga Pak?”

“Iya.”

“Kalau saya menunjukkan KTM?”

“Tetap dua ribu, Neng.”

Yan Rizal bercerita, ia merasa gusar kepada mahasiswa yang memarkir mobil di tepi jalan tembus penghubung lahan parkir atas Sabuga dengan lahan parkir bawah, dekat kolam renang. Soalnya, jalan itu sempit. Kalau ada yang parkir maka akan mengganggu mobil yang hendak lewat. Dosen pada Program Studi Teknik Geologi ini sudah menempelkan larangan parkir, “tapi ternyata mahasiswa ITB pada nggak bisa baca.”

Selain di lokasi-lokasi itu, mereka bisa pula parkir di sepanjang Jalan Ganesha, Jalan Skanda, Jalan Tamansari, serta Jalan Dayang Sumbi. Namanya parkir jalanan, petugasnya datang dari barisan berseragam oranye. Beberapa beri karcis beberapa tidak.

Semua lokasi parkir menunjukkan kondisi yang sama: penuh.


LINA ROOSLINA dari Biro mengatakan, dalam sehari pihaknya menerima sekitar Rp. 900 ribu hasil pemasukan uang parkir dari tiga lokasi yang dikelolanya. Ini jumlah kasar. Saat diminta perinciannya, Lina menolak dengan halus. “Jangan sekarang deh.”

Agak sulit memang untuk mengetahui berapa persisnya jumlah pemasukan dari tiga lokasi ini. Pertama, tidak semua pengguna bersedia bayar parkir. Misalnya di Parkir Timur.

“Paling susah dimintai bayaran. Kadang main nyelonong masuk aja” kata Aam, salah seorang petugas parkir.

Kedua, kalaupun bayar, tidak semua pengguna mendapatkan karcis hijau tanda bukti pembayaran. Padahal karcis ini selain berfungsi sebagai alat pengamanan, juga sebagai alat periksa kesesuaian jumlah uang yang harus disetor.

“Kita sih pasti ngasih karcis. Terserah orangnya mau diambil apa nggak.”

Yoga Sukmadewa, mahasiswa Oseanografi angkatan 2002, termasuk salah seorang dari mereka yang tidak menerima karcis parkir. “Gua sengaja. Kasihan sama petugasnya.” Agaknya ada semacam keterikatan emosional antara pengguna dan petugas parkir, yang membuat mereka tidak mau menerima karcis.

“Berapa sih gajinya mereka? Padahal kerjaannya berat. Lo udah pernah lihat mereka gotong motor belum? Roda depannya diangkat,” kata Yoga. “Kalau ada kendaraan hilang, mereka pertama kali kena. Kalau ada yang ketinggalan kunci, mereka yang nyimpenin.”

Sejak angkatan 2006 masuk, jumlah motor melonjak. Oleh karena itu, di Parkir Utara, jatah lahan parkir mobil dikurangi dan dialihkan untuk motor.

Dan sejak kasus kehilangan kendaraan semakin marak (terakhir, sebuah Toyota Starlet lenyap di Parkir Timur pada 2 Oktober), tidak boleh lagi ada parkir paralel. Jajang, seorang petugas parkir, menyebutkan ini “kebijakannya Pak Rustandi.” Rustandi yang dimaksud adalah Rustandi Sasmita, Kepala Biro Sarana dan Prasarana.

Mulai pukul lima sore hingga sembilan malam, semua kendaraan boleh masuk kampus tanpa perlu biaya sepeserpun (tidak seperti di Universitas Indonesia di mana anda mesti membayar Rp. 2000,- untuk sekedar “izin masuk kampus”). Anda akan menerima tiket dari pos satpam di gerbang depan, yang mesti diserahkan kembali pada saat keluar.


ADALAH SULIT UNTUK MENGATAKAN bahwa tidak ada mahasiswa yang membawa mobil masuk ke kampus. Mereka memang ada. Tentang hal ini, Tugino dari Biro mengatakan, hal itu sebenarnya tidak boleh.

“Tapi terkadang ada yang anaknya dosen...” sambungnya. “Juga sekarang kasusnya, banyak stiker yang dipalsukan, di-scan...”

Kami beruntung bisa mewawancarai tiga di antara mahasiswa berstiker yang membawa mobilnya masuk kampus. Tapi maaf, berdasarkan kesepakatan, kami tak bisa membagi identitas sebenarnya mereka kepada anda.

Yang pertama, kita panggil saja Juan. Dia memakai stiker milik ayahnya yang bekerja di bagian tata usaha sebuah Program Studi. Stiker itu kadang dipakainya bergantian dengan adiknya. Dengan begitu, Juan bisa memarkir motonya sedekat mungkin ke ruang kuliah.

“Ada banyak mahasiswa beli stiker dari pegawai TU,” kata Juan.

Kemudian, Ninda. “Gua dapet stiker dari bokap gua.” Ayahnya, seorang pejabat Bank BNI di Jakarta, menghubungi BNI Tamansari supaya mengusahakan stiker buat Ninda. Setelah dapat, Ninda membayar Rp. 125 ribu. Stiker ini dibuat resmi berdasarkan plat mobil dan identitasnya. Jadi jika sewaktu-waktu ada razia, Ninda akan aman-aman saja. Mau tahu kenapa ia butuh stiker?

“Supaya bisa masuk kampus, mungkiiin?” jawabnya dengan logat anak Jakarta. “Gua males jalan. ITB itu gede.”

Masalah besar-kecil-luas-sempit memang relatif. Dan kita tidak bisa menutup mata bahwa bagi beberapa orang, 28 hektar tergolong luas hingga mereka malas berjalan.

Yang terakhir: perkenalkan, Raymon. Pada mulanya, ia meminjam stiker milik temannya sesama mahasiswa. “Temen gua beli dari asisten Kimia Dasar, kalau nggak salah, harganya empat ratus sampai lima ratus ribu.” Oleh Raymon, stiker itu kemudian di-scan.

“Mau tahu biaya scanning-nya? Dua ribu rupiah,” kata Raymon tersenyum sambil mengacungkan dua jarinya membentuk huruf ‘V’ di udara. Setelah diolah dengan Adobe Photoshop, stiker itu dicetak di atas kertas foto.

Lalu bagaimana dengan nomor serinya?

“Gua ganti. Pas temen gua ada keperluan ke pos satpam, gua ikut. Pinjam lihat database nomer stiker yang sering disalahgunakan. Gua pastiin nomer stiker gua bukan yang dicari itu.”

Tapi itu dulu. Sekarang stiker hasil scanning itu sudah ia hibahkan ke temannya. Raymon sudah punya stiker baru, yang ia bilang didapat dari hasil koneksi ayahnya, seorang petinggi di sebuah perusahaan pertambangan.

Karena stiker ini bekas orang, Raymon masih waswas bilamana ada razia, ia akan ketahuan.

Saat ditanya alasannya, Raymon sambil tersenyum menjawab “Nyari parkir itu susah. Di mana-mana penuh. Makanya gua bukan kriminal total. Gua cuma gak mau terlambat menuntut ilmu.” []

------
Naskah yang masih jauh dari sempurna ini sedianya kami susun untuk Boulevard ITB. Daripada makin lama makin basi, lebih baik diterbitkan di sini saja deh. Juga bisa dibaca di sini. Terimakasih.

54 Komentar:

Blogger Lida Handayani »
04 December, 2006 20:43  

Anak itb mah pada bawa mobil yah? Hehe... Mungkin harusnya itb bikin parkir basement kayak di mal-mal.

Tulisannya bagus, sayang boulnya blum terbit. :)

Blogger Kamojima »
04 December, 2006 21:47  

Gue punya tempat parkir langganan di depan parkiran SR kram. Tapi bukan yg di depan Salman. Agak deket tempat les bahasa Inggris anak-anak SMP gitu. Entah kenapa di situ sering kosong. Tapi bayarnya sekarang Rp.2000,- Padahal kemaren2 gratis...

Blogger zute »
05 December, 2006 09:40  

hmmmm,
kalau alasannya takut terlambat, yah datang cepatlah.
“Gua males jalan. ITB itu gede.”, resiko kuliah di kampus yg besar.
kalau mnurut saya sih, praturan2 itu dibuat untuk menjaga ktertiban umum. coba kalau smua elemen mematuhi, pasti ndak akan kyk bgtu. memang praturan kadang mengorbankan sdikit kenyamanan, tapi timbal balik dari praturan itu jauh lebih bermamfaat.

Blogger Trian Hendro A. »
05 December, 2006 10:36  

ITB itu kecil, enak buat jalan. coba liat UGM atau kampus2 lain. sepertinya ITB 'meniru' konsep kampus2 LN, we can see it . tapi sulit memang, budaya 'anak mama' kali ya.

*masih di boul? ckckckckc..:-?
jurnalis 'nyata' dong!

Blogger ikram »
05 December, 2006 11:31  

Terimakasih Maul.. Nggak semua mahasiswa bawa mobil, hanya mereka yang kebetulan punya aja.

Lah Git, kalo lo bilang-bilang, ntar malah makin penuh loh!

Zute, kampus kami sebenernya tergolong kecil kok. Nggak seluas UI atau UGM (kata Trian).

Tapi tetap, nggak tertutup kemungkinan kalau ternyata ada saja yang menganggapnya luas hingga malas berjalan :)

Iya deh Trian, yang sudah di dunia "nyata" ahahahahhaa. Sibuk apa skrg Trian? Jangan bilang melamar Tempo.

Blogger ANDRE »
05 December, 2006 12:45  

IPB darmaga terbilang luas gak yaaa?

Anonymous Anonymous »
05 December, 2006 15:03  

Itu masalah turunan..
ada akarnya.

kl cuman mau biar mobil ga bejubel..
apus aja usm!
pasti kondisi bakal balik normal
kaya dulu lagi.. =)

kangen itb yg dulu.
culun.. ga modis..
naek angkot.. ga mobil2an..
ospek.. ga dugem..

miss all that memories.

-swastah-

Anonymous Anonymous »
05 December, 2006 15:58  

Dolo mah yang bisa masuk tanpa stiker hanya para preman kampus (yang suka berantem sama satpam,suka bikin rusuh dan kalo malem sering menemani satpam begadang). :p
Sekarang yang masuk kampus adalah anak-anak orang kaya dan manaja yang punya koneksi.
Klo tau siapa yang bilang ITB gede gue gampar orang itu, sotoy pisan nih orang.

Gue jadi inget ada temen angkatan gue yang anak panglima TNI. die tuh kuliah jalan kakai dan ga dikawal dan ga bawa mobil. Anak -anak sekarang baru dirjen sama punya duit dikit aja udah pada belagu.

Blogger Kamojima »
05 December, 2006 21:23  

Ahhhhhhh...!!! IYyyyyyaaa!!!!!

Bener! Hmm.. nggak kok, disitu biasanya penuh. Tempatnya nggak enak lagi. Jauh lagi masuknya. Jangan parkir disitu.

Blogger ikram »
05 December, 2006 21:39  

Saya kira kita semestinya menghormati mereka yang beranggapan 28 hektar sudah cukup luas hingga membuat mereka malas berjalan. Mereka ini benar-benar ada loh.

Dengan kata lain, jangan digampar. Lebih baik diajak kenalan, lalu diajak jalan-jalan sore keliling kampus. Duh, romantis apalagi sekarang musim hujan :)

Swasta kangen kenangan masa lalu? Saya sedikit banyak juga.... Kangen lapangan basket.

Andre, memangnya IPB Dermaga seberapa luas?

Nah gitu dong Git. Sekarang pada nggak parkir di situ lagi kan. Hahah.

Blogger Kamojima »
05 December, 2006 22:19  

O_o

Anonymous Anonymous »
06 December, 2006 09:49  

Betull kata Rhein Fathia,
bukan berarti anak pejabat ato apaa gitu yg jd masalah..
yg penting itu anaknya..
dan kepribadiannya.. =)

Balik lg,
pokoknya apus USM!!
hidup sipenmaru, umptn,, eh spmb..
sekalian ganti widyo lpkm!!
ganti kaya org2 spt Pa Adjie LPKM dulu..
yg sgt mengerti mahasiswa dan kemahasiswaan..

Jgn sampe qta ga punya kebanggaan lg..

Hidup mahasiswa!!


-swastah yg peduli kampus-
dl mhsw skrg lg gawe di jkt

Anonymous Anonymous »
06 December, 2006 10:22  

Lo enak kerja di jkt! Lah gw di Bdg.
Tingali dieu, beuki herang we budak ITB. Garaya lah!
Teu eleh jeung budak unpar.
Tp kalakuan........
Teu pantes!
Ayeuna, urang isin mun ngomong ti ITB.

'swasta gelo 96'

Blogger Awan Diga Aristo »
06 December, 2006 13:07  

APA?!?!??!?!
ckckckckck.... anak muda jaman sekarang...

Blogger Gombang »
06 December, 2006 17:55  

ITB itu gede
:-DDDDD
Gak gaul amat tuh anak. Apa dia belum pernah ke kampus lain? UPI, UNJAT, eh...UNPAD, UI, UGM (jauh) lebih besar dari ITB.

Blogger Lida Handayani »
06 December, 2006 23:21  

Ya, mungkin ada pengaruh USM juga. Ah, sebenarnya bukan USM-nya, tapi bayar mahalnya itu loh.

Mahasiswa mikirnya mereka adalah konsumen. Dulu, Kuntowijoyo pernah bereaksi saat pem-BHMN-an 4 kampus. Dia bilang BHMN akan buat bangsa kita makin bermental klien.

Ah, naha atuh urang bet mikir itb kudu nyieun parkir basement?

Anonymous Anonymous »
07 December, 2006 07:47  

Pem-BHMN-an = BHMNisasi? Hahahaha.
Ntar ikram marah lagi

Blogger ANDRE »
07 December, 2006 10:51  

yang jelas, gue males banget jalan kaki keliling kampus dramaga.
Butuh ojek.
Eh, yang bikin kampus dramaga luas itu ya lahan pertaniannya. Haha
Tapi gak tau deh kalo dibandingin ama UI dan ITB.
Belum pernah ngukur langsung....

Anonymous Anonymous »
08 December, 2006 12:39  

emang pada ga tau ya kalo ITB tuh kampus PTN yang paling kecil?

omong2 ttg bokapnya punya koneksi.. ternyata bukan hanya sekedar punya bokap atau nyokap yang kerja di itb, temen gua dapet stiker itu dari pamannya, sebagian malah dapet dari pegawai TU yang bukan siapa2-nya dan dengan harga standar: 36.000 rupiah.

katanya bangsa ini pengen bebas KKN, tapi orang-orangnya masih banyak yang lebih memilih kolusi dibanding berjalan di kampus yang luasnya hanya 28 hektar.. ck ck ck...

Anonymous Anonymous »
08 December, 2006 12:41  

ada yang kurang:

kolusi dan nepotisme

Blogger Lida Handayani »
08 December, 2006 16:36  

Ikram,

Di Mozilla Firefox, tampilan blog ini aneh. Link-linknya jadi merosot ke bawah. Mungkin lebar sidebar-nya kegedean.

Blogger ikram »
08 December, 2006 20:07  

Maaf lambat membalas. Terimakasih atas semua komentar (bagian paling keren dari blog ini memang adanya di komentar).

Seperti yang Zute bilang, kalau takut terlambat datanglah lebih cepat. Kampus luas? Toh tidak 28 hektar mesti dikelilingi setiap harinya. Hari gini, osjur udah nggak ada.

Soal USM mungkin benar juga. Rektorat bersedia menampung 45 juta dari setiap calon mahasiswa, tapi lupa menyiapkan diri untuk menampung mobil mereka hehehe.

Maul, makasih infonya. Gimana ya betulinnya? Saya tak pakai Firefox.

Blogger 18november »
08 December, 2006 21:19  

Kalo Ikram, parkirnya dimana...? :D

Kram, backgroundnya kayak milimeter blok. Mengingatkan gw akan meja gambar di studio dan mengingatkan gw akan tugas yang tidak kunjung dikerjakan. Hhhhhhh

Anonymous Anonymous »
09 December, 2006 03:07  

Kram, gile seminggu mobil ilang tiga. ckckck.

sawung.
Ps:yang komen pake id fatya gw. lupa ganti id euy

Anonymous Anonymous »
09 December, 2006 15:45  

hmm.. aneh ya indonesia. rakyat ngeluh soal BBM naik, tapi mobil tetep aja bertambah... Duh, palagi mahasiswa, maen gonta ganti mobil en satu lagi.... pamer... najong.

di kampus gw juga ada sistem stiker2 seperti itu, tapi gak ada yang mau memalsukan stikernya hahaha.

“Gua males jalan. ITB itu gede.”
di ITB ada bis yg ngelilingin kampusnya gak?? biar tu org gak punya alasan lagi untuk bawa mobil...

Blogger ikram »
09 December, 2006 19:21  

Mobil saya itu plat nomernya D 19xx alias angkot jadi tak payah parkir :)

Seminggu hilang tiga? Waduh, padahal kalau malam hari, tempat parkir dipersempit ya. Gimana tuh?

Amel... Rakyat yang mana dulu?

Payah dong mahasiswa UNSW, nggak kreatif hahaha. Soal bis kampus kayanya nggak efektif. Jalanannya sempit dan luasnya cuma 28 hektar. Kecil kok. Lihat deh di Google Earth. Panjangnya cuma dari Borromeus s/d Circle K -- tp gua yakin lo nggak bakal ngerti :)

Anonymous Anonymous »
10 December, 2006 05:48  

Oh iya yak rakyat yang mana?? hahaha.. :P

bukan UNSW, tapi UQ :D. Halah, loe ngejelasinnya jgn sedetail itu :P. 28 hektar aja gw kagak bisa bayangin segede apa ahahaha...

Blogger Beni Suryadi »
10 December, 2006 07:24  

sial dah kram...kortem naek jadi 2700...
mana kayaknya satu cimbeluit cuma gw doank lagi yang baca.... ga da yang mau jual lagi, ga laku katanya..
[sigh]

Anonymous Anonymous »
14 December, 2006 00:15  

Kram. kalo gw post di milis itb lu keberatan ga?

Blogger ikram »
14 December, 2006 06:53  

silakan wung. udah basi, gpp?

Anonymous Anonymous »
16 December, 2006 01:40  

dulu wkt tpb taon 2003 perasaan parkiran ITB kagak se-ngeri (baca: sepenuh) sekarang. taon 2003 itu lokasi parkir motor masih di tempat yang direncanakan... sekarang udah mbludak. Kalo gw rasa, ada dua kemungkinan:
1. makin banyak mahasiswa itb yg kaya2 (ini juga terlihat di Comlabs...sadar gak, sekarang ini ad buanyak bgt mahasiswa TPB 2006 yg mejeng dgn laptopnya di Comlabs...hebat..hebat)
2. ini gara2 banyak dealer motor itu banting harga DP, gila2an. Masak gw pernah liat ad dealer di Gasibu yg nawarin motor dgn DP cuman 200rb (???)

tapi ironisnya...
barusan kmrn dapet list dari WRM, pak W****. isinya list 400an mahasiswa ITB yang gak bisa bayar SPP utk semester dpn.

..memang kita hidup di negri paradoks..

Blogger ikram »
16 December, 2006 09:12  

Berarti analisis beberapa teman soal bahwa ada kaitan antara parkir dan USM, benar juga ya.

Satu hal yang mungkin terlewatkan dari penyelenggara USM: anak-anak ini nantinya akan bawa kendaraan ke kampus :D

Blogger Unknown »
18 December, 2006 11:47  

Gila ya?

Di kampus yang penuh dengan para intelek (atau bakal intelek?) terbaik se-negeri ini (katanya), yang seperti itu terjadi.

Ato jangan2 intelek gadungan?

[Liat aja spanduk gede bertuliskan "Insan Cendekia Tertib Berlalu-lintas". Udah pada liat kan? Pasti udah dong. Mau tau yang bikin Ales heran? Udah segede itu masih harus diajari bagaimana beretika, yah, misalnya beretika dalam berkendaraan tadi. Di rumah, SD, SMP, SMU diajari apa saja?]

Blogger Unknown »
18 December, 2006 11:52  

[Nambah lagi deh, pengen ngomentarin anak yang bilang ITB itu gede.]

ITB gede? Ke mal BSM yang luas total area seluruh lantainya lebih gede
dari ITB gak dikomentarin ya? Apalagi kalo pake perbandingan mal di Jakarta,
Mal Taman Anggrek misalnya, atau ITC Cempaka Mas.

Ah, Ales, mungkin aja dia kena tipes kronis, jadi gak boleh terlalu capek.

Iya ya?

Blogger ikram »
18 December, 2006 21:14  

Itu hanya berlaku buat Insan Cendikia.
Yuti, Ika, dkk.

Kalo bukan alumni IC nggak usah :D

Blogger Arale »
18 December, 2006 22:48  

he???

ITB gede??? serius aja.... yang ngomong pasti belom pernah keliling" kampus 10 kali deh... =D

males kali bawa mobil ke kampus, udah parkirnya susah, suka ditaiin koak, udah gitu rawan maling... tapi emang sih sejak 2006 masuk, mobil nampak semakin banyak... bagus" lagi.. =P

*pemilik mobil, tp bukan yg nyetir*

Blogger ikram »
20 December, 2006 07:12  

kan ospek jurusan udah dilarang..

Blogger Arale »
21 December, 2006 00:48  

ah, gue dulu muter" kampus 10 kali cuma buat iseng aja kok, penasaran pada putaran keberapakah saya bisa merasa lelah... XD

Anonymous Anonymous »
21 December, 2006 10:50  

Yah, memang jumlah mobil sangat banyak belakangan ini. Parkiran ramenya minta ampun.
Tapi saya cukup senang ada yang menyoroti masalah penjualan stiker itu.
Itu kriminal. Meski mau menuntut ilmu, kita nggak boleh pake jalan yang salah dong!

Anonymous Anonymous »
21 December, 2006 13:27  

Saran saya utk anak ITB yg baru : 1. Beli Segway aja, nggak usah bawa mobil. 2. Kalao gak mampu beli Segway, beli Betrix. 3. Kalao gak mampu, minta gendong satpam aja :)

BTW, kalao di ITB orang cendekia itu kecepatannya 25 km/j, kalau saya dua kali cendekia, kecepatannya 2x25 km/j ;)

-affan

Blogger frilo »
25 December, 2006 16:38  

@affan : segway, bole jg..tajir betul ente ya..tapi butuh stiker jg ga ya bt masuk..tapi ga perlu segway kali..kan masih punya kaki toh..

menyoroti masalah stiker, itu bagian dari kebobrokan itb, mudah2an aja ngga ya..

kasian almamater gw ini..

ternyata lambang ganesha di ijazah harganya puluhan juta ya'..
dahsyat itb..

waw

Anonymous Anonymous »
27 December, 2006 16:28  

hoho soal parkir. di kampusku undip juga punya masalah. ga ada lahan parkir. tapi ga serumit di itb kampusnya ikram. kalau mau baca di sini Andai Parkir Sastra seperti di Mal Ciputra

Anonymous Anonymous »
29 December, 2006 17:32  

apa gara-gara gak ada os ya ?
jadi pada males jalan kaki dari tempat parkir ke tempat kuliah <_<

tapi ga terlalu ngaruh juga ding ...
angkatan tua jg banyak yg parkir di dalam <_<

tanya kenapa ?

Anonymous Anonymous »
25 January, 2007 21:56  

Sebenarnya saya tidak terlibat persoalan parkiran kampus ini, tapi ijinkanlah saya sedikit berkomentar.

Yoga Sukmadewa. Jika benar dia iba pada satpam, kenapa tak dia uangkan saja mobil atau motornya, dan hasilnya dapat menjadi modal satpam untuk usaha. Satu kendaraan 'mundur' tentu dapat mengurangi masalah ini. Lagipula, saya pikir bukan ikatan emosional yang ada, tapi rasa selintas, seperti membaca obituari seseorang di satu harian koran.

Saya tidak dapat membayangkan, jenis transportasi apa yang akan Ninda (nama samaran) gunakan jika dia kuliah di UGM atau Unhas. Untuk ukuran ITB saja, dia rela tebar uang Rp 125 ribu demi selembar stiker dan perjalanan 'intelektual' dengan kendaraan mewah.

Heran anak ITB sekarang, termasuk saya, mungkin. Untuk masuk kampus saja harus mengeluarkan ratusan ribu. Mungkin benar kata kawan, mahasiswa ITB sekarang adalah generasi kedua. Keluarga mereka terlampau kaya jika hanya untuk selembar stiker.

Blogger Dimas »
28 January, 2007 18:11  

yang jelas lingkungan di sekitar kampus juga terpengaruhi.. apalagi di daerah padat kos-kosan, macem cisitu..

Anonymous Anonymous »
07 December, 2009 00:22  

[url=http://vonmertoes.net/][img]http://bariossetos.net/img-add/euro2.jpg[/img][/url]
[b]creating databases with filemaker pro, [url=http://hopresovees.net/]buy photoshop price[/url]
[url=http://bariossetos.net/][/url] free order management software physics academic software
can i buy macromedia flash [url=http://vonmertoes.net/]Design Premium Mac[/url] purchase of computer software
[url=http://hopresovees.net/]buy wholesale software[/url] autocad lt activation code
[url=http://bariossetos.net/]discount mountain software[/url] autocad 3d tutorials
buying softwares [url=http://bariossetos.net/]office 2003 basic[/b]

Anonymous Anonymous »
16 December, 2009 11:16  

[url=http://hopresovees.net/][img]http://bariossetos.net/img-add/euro2.jpg[/img][/url]
[b]softwares resellers, [url=http://hopresovees.net/]adobe acrobat 9 pro cd key[/url]
[url=http://vonmertoes.net/][/url] are oem software windows vista themes for xp
academic software photoshop [url=http://hopresovees.net/]performance of adobe creative suite 4[/url] it software purchase
[url=http://vonmertoes.net/]nero 9 trial[/url] home buying software
[url=http://vonmertoes.net/]how to store software[/url] downloadable software soft buy
where to sell software [url=http://bariossetos.net/]how to sell oem software[/b]

Anonymous Anonymous »
26 December, 2009 03:59  

[url=http://vonmertoes.net/][img]http://hopresovees.net/img-add/euro2.jpg[/img][/url]
[b]european academic software, [url=http://hopresovees.net/]can't update quarkxpress 7.0 to version 7.5 on mac g4[/url]
[url=http://vonmertoes.net/][/url] buy macromedia 8 best price on software
good educational software [url=http://hopresovees.net/]shop software to[/url] oem software store
[url=http://bariossetos.net/]software resellers uk[/url] price list of softwares
[url=http://vonmertoes.net/]cheap language software[/url] free try quarkxpress 5
buy microstation software [url=http://bariossetos.net/]photoshop elements 7 for mac[/b]

Blogger oakleyses »
17 October, 2015 09:01  

gucci outlet, nike air max, tory burch outlet, oakley sunglasses, prada handbags, ugg boots, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, louis vuitton, kate spade outlet, prada outlet, cheap oakley sunglasses, louis vuitton outlet, louis vuitton outlet, oakley sunglasses, ray ban sunglasses, tiffany jewelry, replica watches, michael kors outlet, longchamp outlet, louboutin, burberry, burberry outlet online, michael kors, christian louboutin outlet, ray ban sunglasses, oakley sunglasses, replica watches, oakley sunglasses, tiffany and co, nike free, michael kors outlet, ugg boots, louboutin shoes, ugg boots, uggs on sale, longchamp outlet, nike outlet, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, longchamp, michael kors outlet, michael kors outlet, louboutin outlet, nike air max, ugg boots, michael kors outlet

Blogger oakleyses »
17 October, 2015 09:05  

hermes, sac longchamp, new balance pas cher, kate spade handbags, north face, ray ban uk, nike blazer, burberry, nike roshe run, nike free, nike free run uk, oakley pas cher, true religion jeans, coach outlet, sac guess, air jordan pas cher, nike air max, true religion jeans, ralph lauren uk, air max, hollister pas cher, vans pas cher, ray ban pas cher, timberland, abercrombie and fitch, michael kors, tn pas cher, nike air max, converse pas cher, louboutin pas cher, michael kors, lacoste pas cher, mulberry, michael kors, air force, coach outlet, hollister, nike roshe, coach factory outlet, true religion jeans, nike air max, coach purses, lululemon, hogan, michael kors, north face, vanessa bruno, ralph lauren pas cher, true religion outlet, longchamp pas cher

Blogger oakleyses »
17 October, 2015 09:13  

louis vuitton, toms shoes, moncler outlet, canada goose outlet, ugg,uggs,uggs canada, hollister, coach outlet, canada goose, moncler, doudoune canada goose, juicy couture outlet, michael kors handbags, sac louis vuitton pas cher, pandora charms, canada goose, swarovski, louis vuitton, louis vuitton, doke gabbana outlet, wedding dresses, pandora jewelry, ugg boots uk, moncler, juicy couture outlet, swarovski crystal, moncler, lancel, moncler, supra shoes, michael kors outlet, replica watches, louis vuitton, pandora jewelry, ugg,ugg australia,ugg italia, moncler, canada goose uk, thomas sabo, pandora charms, michael kors outlet online, ugg pas cher, marc jacobs, canada goose, moncler, montre pas cher, barbour, canada goose outlet, links of london, barbour jackets, karen millen, canada goose, moncler, bottes ugg

Blogger 艾丰 »
19 December, 2015 09:25  

jianbin1219
cheap jordans
marc jacobs outlet
tods shoes,tods shoes sale,tods sale,tods outlet online,tods outlet store,tods factory outlet
kobe 9 elite
hollister shirts
hollister
instyler ionic styler,instyler,instyler ionic styler pro
babyliss outlet
converse sneakers
valentino shoes
salomon speedcross 3
ed hardy outlet
nike air foamposite one,foamposite,foamposites,foamposite release 2015,foamposite sneakers,foamposites for sale,foamposite gold
air jordan 4 free shipping
tommy hilfiger outlet
bottega veneta outlet online

Blogger 艾丰 »
19 December, 2015 09:35  

jianbin1219
cheap jordans
marc jacobs outlet
tods shoes,tods shoes sale,tods sale,tods outlet online,tods outlet store,tods factory outlet
kobe 9 elite
hollister shirts
hollister
instyler ionic styler,instyler,instyler ionic styler pro
babyliss outlet
converse sneakers
valentino shoes
salomon speedcross 3
ed hardy outlet
nike air foamposite one,foamposite,foamposites,foamposite release 2015,foamposite sneakers,foamposites for sale,foamposite gold
air jordan 4 free shipping
tommy hilfiger outlet
bottega veneta outlet online

Blogger Unknown »
21 July, 2017 08:58  

kobe 11
fitflops
louboutin shoes
pandora bracelet
michael kors outlet
fitflops sale clearance
roshe run
adidas superstar
hermes belts for men
fitflops clearance

Leave a reply Back to home

tentang saya

tulisan sebelumnya

arsip

IkramPutra©2010 | thanks for stopping by