Commitment is about doing whatever it takes.—Anonymous

"Pok Ame-ame" Versi Malaysia

Wednesday, July 12, 2006

Namanya juga bangsa serumpun, antara Malaysia-Indonesia ada banyak kemiripan. Dalam hal berbahasa, misalnya, ada banyak kata yang dimaknai sama (saya, kamu, makan, minum, sekolah, pergi, cuci, sakit, sebab, nusa, bangsa, negara, dsb). Meski demikian, ada pula kata-kata yang maknanya melenceng jauh (sangat tidak disarankan mengucapkan "butuh" saat kamu di Malaysia).

Dalam hal lagu, rupanya ada juga yang mirip. Lagu kanak-kanak "Pok Ame-ame", contohnya, punya saudara kembar berjudul "Tepuk Amai-amai". Ini saya dengar dari cd konser SM Salim, seorang musisi senior Malaysia. Saya kemudian membayangkan mereka ini tadinya satu lagu yang sama, tapi entah bagaimana terpecah jadi dua versi.

Sialan, anak-anak sana beruntung dapat versi yang bagus. Ini dia lirik versi Malaysia:
Tepuk amai-amai, belalang si kupu-kupu
Sekolahlah sampai pandai, dah besar tentu tak malu

Susu lemak manis, santan kelapa muda
Sekolahlah sampai habis, mak bapak tentu gembira

Tepuk amai-amai, belalang si kupu-kupu
Belajarlah pandai-pandai, dah besar boleh jadi guru

Susu lemak manis, santan kelapa muda
Baca bukulah sampai habis, bila periksa tentu tak lupa
Sedangkan pada versi Indonesia? Bah, anak-anak sini hanya bakal didendangkan bahwa "siang makan nasi kalau malam minum susu" serta "adek jangan nangis, nanti digigit kuda".

Tidak ada pengenalan logika yang benar sejak dini. Semuanya serba tidak masuk akal.

Kalau siang makan nasi terus malam minum susu, terus pagi-pagi kita makan apa? Bisakah diterangkan bagaimana bisa sekonyong-konyong datang kuda menggigit kalau kita menangis?

Dan kenapa sih kita sampai mesti digigit nyamuk kalau tidak bobo?

Tak ada pengenalan logika yang benar sejak kecil. Jangan-jangan karena itulah bila tidak lulus Ujian Nasional, kita cenderung ingin bunuh diri atau membakar sekolah.

tentang saya

tulisan sebelumnya

arsip

IkramPutra©2010 | thanks for stopping by