Banyak Media Itu Bagus
Wednesday, July 18, 2007
Sebagaimana pernah saya tuliskan ketika berkomentar di blognya Maul dan Indi, satu hal yang saya rasa kurang dari film “Harry Potter: Order of Phoenix” adalah tidak dimunculkannya “konflik” media antara The Daily Prophet dan The Quibbler. Mungkin dalam rangka memendekkan durasi film supaya tetap enak ditonton – dan nggak bikin bioskop bangkrut gara-gara tagihan listrik – bagian ini dihilangkan. Kecewa deh saya.
Soalnya “konflik” ini menarik. The Daily Prophet adalah harian ternama di kalangan kami kaum penyihir di Inggris. Sirkulasinya luas, dibaca banyak orang, dan sangat berpengaruh. Kalau di kalangan kalian para muggle, koran ini mirip Kompas lah.
Sedangkan The Quibbler adalah majalah yang isinya kebanyakan aneh-aneh, yang membuat reputasi majalah ini kurang begitu terpandang. Ayah Luna Lovegood bekerja sebagai editor di sini.
Ketika The Daily Prophet merapat ke Kementerian Sihir (duh, penyakit media mainstream banget sih) kemudian ikut-ikut mencap Harry sebagai pembohong, banyak orang terpengaruh. Mereka tak percaya Voldemort telah hidup kembali. Mereka tak percaya Voldemort membunuh Cedric Diggory. Mereka percaya Harry penipu.
(Kalau di dunia kalian, ini miriplah dengan kasus penyerangan Irak. Para muggle Amerika banyak yang percaya begitu saja bahwa Irak perlu “dibebaskan” – meskipun itu berarti membumihanguskan kota orang dan menggantung mati pemimpin yang sah)
Untunglah ada Luna Lovegood yang percaya Harry. Dan untunglah ada Hermione yang dengan cerdik memaksa seorang wartawan Prophet untuk mewawancara Harry soal kebangkitan Voldemort. Wawancara ini lalu dipublikasikan di Quibbler. Si wartawan, Rita Skeeter, tak kuasa menolak sebab kalau tidak, rahasianya sebagai animagus-tak-terdaftar akan dibongkar.
Masyarakat penyihir pun akhirnya mendapat informasi “tandingan” yang kemudian terbukti benar. Voldemort memang telah kembali. Menarik bukan?
Saya cerita rahasia sedikit ya... Sebenarnya antara kehidupan kami dan kehidupan kalian tidak terlalu jauh berbeda kok, terutama jika dilihat dari peran media. Media kita sama-sama bisa mengangkat nama seseorang dengan cepat, namun bisa pula menjatuhkannya dengan lebih cepat lagi. Media kita sama-sama bisa tidak kritis dan terlalu percaya pada penguasa, tanpa mau memberi ruang bagi informasi tandingan. Media kita pun sama-sama bisa terjerumus menghalalkan segala cara dalam mencari berita. Pendeknya: media kita sama-sama bisa salah!
Bayangkanlah betapa berbahayanya jika kami hanya punya Prophet, atau Quibbler. Dari mana kami bisa mendapat informasi tandingan? Bayangkan pula betapa berbahayanya jika kalian hanya punya Kompas atau Tempo. Dari mana kalian bisa mendapat informasi tandingan?
Selain itu, menyebalkan sekali bukan mendapatkan informasi dari satu sumber? Saya masih ingat betapa bosannya menonton berita dari televisi kalian TVRI – yang dulu wajib disiarkan tiap jam 7 dan 9 malam. Ditambah lagi, satu-satunya pihak yang diuntungkan dengan adanya dominasi/monopoli informasi adalah penguasa. Bukan masyarakat.
Jadi bersyukurlah kalian punya banyak media.
Jangan seperti sebuah kampus muggle di Bandung yang sedang ingin menyatukan media-media. Mereka itu sudah bagus sebenarnya. Ada radio, televisi, majalah, dan tabloid. Eh malah ingin digabungkan. Mereka bilang begini: “bukan satu suara, tetapi satu pintu.”
Padahal baik demi satu suara maupun satu pintu, yang namanya integrasi media tetap saja sebuah kemunduran bukan?
Soalnya “konflik” ini menarik. The Daily Prophet adalah harian ternama di kalangan kami kaum penyihir di Inggris. Sirkulasinya luas, dibaca banyak orang, dan sangat berpengaruh. Kalau di kalangan kalian para muggle, koran ini mirip Kompas lah.
Sedangkan The Quibbler adalah majalah yang isinya kebanyakan aneh-aneh, yang membuat reputasi majalah ini kurang begitu terpandang. Ayah Luna Lovegood bekerja sebagai editor di sini.
Ketika The Daily Prophet merapat ke Kementerian Sihir (duh, penyakit media mainstream banget sih) kemudian ikut-ikut mencap Harry sebagai pembohong, banyak orang terpengaruh. Mereka tak percaya Voldemort telah hidup kembali. Mereka tak percaya Voldemort membunuh Cedric Diggory. Mereka percaya Harry penipu.
(Kalau di dunia kalian, ini miriplah dengan kasus penyerangan Irak. Para muggle Amerika banyak yang percaya begitu saja bahwa Irak perlu “dibebaskan” – meskipun itu berarti membumihanguskan kota orang dan menggantung mati pemimpin yang sah)
Untunglah ada Luna Lovegood yang percaya Harry. Dan untunglah ada Hermione yang dengan cerdik memaksa seorang wartawan Prophet untuk mewawancara Harry soal kebangkitan Voldemort. Wawancara ini lalu dipublikasikan di Quibbler. Si wartawan, Rita Skeeter, tak kuasa menolak sebab kalau tidak, rahasianya sebagai animagus-tak-terdaftar akan dibongkar.
Masyarakat penyihir pun akhirnya mendapat informasi “tandingan” yang kemudian terbukti benar. Voldemort memang telah kembali. Menarik bukan?
Saya cerita rahasia sedikit ya... Sebenarnya antara kehidupan kami dan kehidupan kalian tidak terlalu jauh berbeda kok, terutama jika dilihat dari peran media. Media kita sama-sama bisa mengangkat nama seseorang dengan cepat, namun bisa pula menjatuhkannya dengan lebih cepat lagi. Media kita sama-sama bisa tidak kritis dan terlalu percaya pada penguasa, tanpa mau memberi ruang bagi informasi tandingan. Media kita pun sama-sama bisa terjerumus menghalalkan segala cara dalam mencari berita. Pendeknya: media kita sama-sama bisa salah!
Bayangkanlah betapa berbahayanya jika kami hanya punya Prophet, atau Quibbler. Dari mana kami bisa mendapat informasi tandingan? Bayangkan pula betapa berbahayanya jika kalian hanya punya Kompas atau Tempo. Dari mana kalian bisa mendapat informasi tandingan?
Selain itu, menyebalkan sekali bukan mendapatkan informasi dari satu sumber? Saya masih ingat betapa bosannya menonton berita dari televisi kalian TVRI – yang dulu wajib disiarkan tiap jam 7 dan 9 malam. Ditambah lagi, satu-satunya pihak yang diuntungkan dengan adanya dominasi/monopoli informasi adalah penguasa. Bukan masyarakat.
Jadi bersyukurlah kalian punya banyak media.
Jangan seperti sebuah kampus muggle di Bandung yang sedang ingin menyatukan media-media. Mereka itu sudah bagus sebenarnya. Ada radio, televisi, majalah, dan tabloid. Eh malah ingin digabungkan. Mereka bilang begini: “bukan satu suara, tetapi satu pintu.”
Padahal baik demi satu suara maupun satu pintu, yang namanya integrasi media tetap saja sebuah kemunduran bukan?
28 Komentar:
seperti biasa liat2 blog orang dan ada aja bacaan menarik,,numpang komen perdana boleh ya,
pendapat kan boleh beda2, menurut saya penyatuan media itu dilakukan demi merangkul mahasiswa demi pemberitaan hal-hal yang kadang ngga nyampe ke semua kuping dikampus..terlepas dari apa yang nanti akan diberitakan, loh ya.
oiya, ini alia, temennya batari,, =)
KALANGAN KALIAN PARA MUGGLE??
situ wizard?
Banyaknya media menjadi sarana pencegah informasi yang salah, keliru atau mungkin nyeleneh dari faktanya. Tapi gw pun gak suka kalo banyak media yang beredar tapi mereka gak punya identitas sama sekali. Kalo sekedar dibangun untuk heboh sih mending gak usah ada sama sekali.
Berkait tentang kasus 'kampus Muggle' yang Ikram bilangin, gw cukup setuju kalau dengan alasan satu pintu atau satu suara, integrasi media berupa kemunduran. Karena pintu mobil, bus ama kereta api itu beda meskipun tiga-tiganya alat transportasi.
Think positive, mungkin itu salah satu sarana buat para media di 'kampus muggle' itu buat menunjukkan identitas mereka. Bahwa sebenarnya mereka punya keunikan yang gak dimiliki yang lainnya. Jadi kualitas berita yang dihasilkan pun akan semakin baik.
Buat Al, nampak gw pengen nanya juga tuh Al. Kenapa integrasi media bisa jadi alat agar pemberitaan bisa nyampe ama seluruh kuping mahasiswa di kampus?? atau integrasi media itu entarnya bakal dibikin jadi kayak dunia dalam berita lagi?? ada waktu penayangan pasti dan wajib ditayangkan oleh semua stasiun dengan format sama??
Mungkin maksud dan tujuannya perlu diperjelas lagi deh Al. Gw kan termasuk rakyat nih, jadi gak tau nih yang diatas sono mikirnya gimana. Niat baik pun perlu diperjelas agar diterima dengan baik juga, yo Al.
Kram, sebenernya bagian tentang media itu ada di awal dan akhir film. Cuma mungkin memang ga sedetail di bukunya. Harry yang disebut pembohong di koran, menjadi opini publik, di kalangan orangtua dan Hogwarts.
Dan di akhir film, kita juga bisa lihat akhirnya media memberitakan yang sebenarnya, walau itu setelah kecele sama Fudge.
betul juga tuh ! saya aja yang baru-baru ini pake Televisi berlangganan bener2x bisa mendapatkan wawasan yang luas, soalnya banyak channel2x yang beragam.. dan juga bermanfaat..
ngga kayak TV-TV kita yang isinya kalo ngga Infotainment ! atau Sinetron !
iya nihhh
baru tau ikram squib...
abis ga keliatan pernah nyihir..
tongkatnya juga ga pernah liat..heheh
blom nonton neh...lom bisa bekomentar..yg bajakannya dah keluar lom yakk..hussss..soale nonton di sini teks nya pake basa arab wakakka..
nice..
dari film harry potter pertama, udah ada bagian yang di-ilangin. padahal buku pertama tebelnya (kira2)cuma sepertiga dari seri the order of phoenix.
film-nya pasti jauh lebih menarik klo bagian konfliknya jadi bagian dari film.
gw males baca buku harry potter setebel itu, jurnal yang cuma 7-15 halaman aja bikin gw ngantuk...
halah..
apaaa ini...
wah kram, gue akui deh gue sukaaaa tulisan lo yang ini. hahahaa,,
gue kira cerita2 tentang harry potter ternyata ada udanhg di balik batu juga.
hyahahaha...
hmmm, gue rasa MUNGKIN ada maksud tertentu dari 'pemerintah kampus muggle' itu untuk nyatuin media.
gue rasa gitu dehh. kan mereka pinter2... cerdas2... kritis2...
ga mungkin ngulangin kesalahan yang sama dua kali kaaan??
ga mungkin ga tau kalo itu bisa bikin kemunduran media kann??
ga mungkin ga tau kalo itu bisa bikin kampus yang sedikit monoton itu jadi semakin monoton kan??
...
eh, apa mungkin ya?
Sangat mungkin, Min.
Mungkin ada yang butuh otak buat bikin berita.
Mungkin ada yang butuh orang buat ngejar narasumber.
Atau lebih parah lagi mungkin mereka nggak punya berita.
Maka begitulah cara gampangnya.
Ah, kita di sini para wizard memantau saja bagaimana muggle-muggle beraksi.
tuhkan, menariknya buat 'ikram-ikram keciiil' filmnya kan buat segala usia, penonton yang lain pusing kram klo bagian ini dpt porsi lebih besar.. haha..
wah wah film harpot mah emang banyak yang dipotong dari novelnya kan..yang paling parah ke 4,, banyak bgt adegan action yang seru abis, tapi ga diceritain di film kan? kayak pertandingan piala dunia quidditch ma sphinx nya.. belum lagi skrewt-ujung-meletup dll lah.. huhuu.. kecewa juga gw..
oia, gw mulai geli deh pas baca ini:
Saya cerita rahasia sedikit ya... Sebenarnya antara kehidupan kami dan kehidupan kalian tidak terlalu jauh berbeda...
dari sini kayaknya lu dah nganggep lu penyihir.. hehe.. lucu juga pengandaiannya..
nurut gw kram, bagus banget!
bener banget kalo kita ga bisa memandang suatu hal dari satu sisi aja, tapi harus dari berbagai sudut pandang juga... jangan percaya sama 1 sumber aja.. wong dalam ibadah umat islam aja mahzab nya banyak beut.. ya ga?
Tapi,, gw juga bingung nih kram, memang "kampus muggle" ini isinya orang cerdas-cerdas.. tapi gw liat muggle2 ini masih cenderung untuk menanggapi suatu persoalan sesuai satu sudut pandang aja.. akhirnya konflik deh ama muggle yg menanggapinya dari sudut pandang berbeda.. itu kan kaya kasus blog si ivan.. apakah muggle2 ini siap nerima perbedaan sudut pandang dengan lapang dada..?
tapi pendapat gw ga berubah,, segala persoalan memang harus dilihat dari berbagai sudut pandang.. apalagi persoalan itu melibatkan banayak pihak..
Aduh udah banyak. Jawab yang mana dulu ya?
HARRY POTTER, FILM, DAN PEMOTONGAN
Maulida benar, bagian pembentukan opini publik terhadap Harry memang terlihat sedikit. Tapi seingat saya tak sekalipun menyinggung The Quibbler. Jadi persaingan media itu tak dimunculkan..
Pemotongan bagian/adegan memang perlu dilakukan supaya bioskop nggak bangkrut dan penonton nggak gagal ginjal gara-gara terlalu lama duduk :D
Mungkin karena itulah, bagi sebagian orang, membaca lebih mengasyikkan ketimbang menonton film loh! Teman saya bilang, "books are better than movies".
Saya kira dia benar.
Makanya buat Budi (Boodee): Coba deh kamu sekali2 baca Harry Potter versi buku. Memang butuh suasana yang mendukung tapi sekalinya terhanyut, asik banget :D
Apalagi banyak cerita yang memberi kelonggaran imajinasi, seperti yang dituliskan Dipta itu.
Oh iya, untuk Budi (Budhi): Iya saya wizard. Sebenarnya menurut peraturan, saya nggak boleh bilang-bilang. Tapi gampang lah. Nanti saya hapus saja ingatan kalian :D
INTEGRASI MEDIA MUGGLE
Alia bilang, "penyatuan media itu dilakukan demi merangkul mahasiswa demi pemberitaan hal-hal yang kadang ngga nyampe ke semua kuping dikampus".
Well, saya mengerti kesusahan para muggle dalam menyampaikan sesuatu. Kalian sombong sih nggak mau pakai burung hantu lagi. Malah percaya sms. Atau blog :P
Tapi poin saya disini adalah, satu media tidaklah cukup. Media mesti diawasi - entah oleh badan internal (Ombudsman), oleh badan eksternal (Dewan Pers), atau oleh media lain (yang belum banyak dilakukan di Indonesia).
Yang paling bagus memang masyarakat sendiri yang mengawasi media.
Di atas itu semua, Alia, apa jaminannya bahwa integrasi media akan mampu membuat pemberitaan tersampaikan ke semua kuping di kampus?
Jangan-jangan memang ada "maksud lain" seperti yang disebutkan Yasmin dan Ika (Hai Ka. Cerobong asap lagi rusak? Gua kemaren mau ke tempat lo bouncing euy).
Sama seperti Puput, saya pun mengharapkan ada penjelasan lebih gamblang lagi dari pihak yang berkepentingan terhadap penyatuan media, yang sebenarnya "lagu lama artis baru" ini.
KEHIDUPAN SAYA SEBAGAI PENYIHIR DAN LAIN-LAIN
Film Harry Potter memang sangat berjasa dalam memperkenalkan seperti apa kehidupan kami kepada kalian. Tapi tidak persis begitu.
Misalnya tongkat. Kebanyakan penyihir memang perlu tongkat, tapi ada juga yang tidak (cukup mantera saja). Nah, untuk Ira: saya termasuk yang belakangan.
Kalau Mbak Raida mau, saya bisa kirimkan mantera memahami bahasa Arab Mbak. Biar nggak ada masalah pas nonton di bioskop Kuwait.
Kami juga sering loh pakai mantera memahami bahasa sinetron Jakarta, soalnya. Sebab, kebanyakan televisi kalian (seperti yang dibilang Fatah) isinya cuma sinetron marah-marah atau nangis. Lucu sekali.
Untuk Dipta: Iya nih muggle suka main pukul dan keroyokan (kalau kita kan cukup duel).
Jangan salah Ndi, banyak juga temen-temen saya ikut nonton. Dan mereka merasa menyesal juga bagian persaingan media itu nggak masuk kedalam film. Soalnya itu MENARIK!
*ngotot :D
Sekian dulu. Udah terjawab semua kan ya?
he! harry potter dan media?! itu baru namanya pemanfaatn momen yak? mau memperluas pasar pembaca kram?
disatukan kan biar lebih gampang diatuuurrr... heheh
baca buku??
gimana kalo ikram bercerita nanti boodee akan menyimak..
pasti lebih mengasyikkan..
gimana kram??
ada dua hal yang bisa menjadikan orang punya nama: menjadi terhebat atau terbusuk.
tapi saya pikir kita tak perlu menjadi keduanya, sebab 'punya nama' pun tak punya arti. sekedar menjadi manusia yg bisa membahagiakan orang lain dengan cara sederhana, walau itu hanya satu-dua orang, itu sudah cukup.
aduh, ngomong apa pula saya ini. moga kamu ngerti apa yg sy maksud. mempan ato tidak. tak jadi soal. hahaha
tulisan ttg mediamu ini sudah saya baca. bahkan sebelum ika ngasi komen.
Oooiii..
IKRAM PUNYA ILMU SIHIR...!
TAPI, SSSTTT..
INI RAHASIA YAAA...!
*ngumpet xP*
eh, gue dari dulu kok ga mudheng2 ya soal Harpot ini..
tiap nonton pelem2nya,
slalu keluar pertanyaan di benak gue,
"tadi gue nonton apaan ya??"
sumpah, ga nangkep otak gue, Kram..
amat tidak menghibur utk anak2 yg punya IQ tiarap kaya' gue..
huahaaaa... xD
gua ga bisa komen apa2, soalnya belum nonton.
btw, tempat kerja nova tuh Inspirit.. CIFOR tuh tempat kerja yang lama kram.
dejavu neh gw, ank ti lagi neh.
kram ada pr buat lu di blog gw.
emang lebih asik baca buku daripada nonton filmnya.
tapi kalo baca buku doang tanpa nonton film, merasa ada yang kurang juga sih... bagai sayur tanpa garam *haiah*
dari ngebaca, kita (gue sih) jadi berkhayal dan berimajinasi. nikmat banget rasanya...
tapi abis baca pengen juga nonton filmnya, karena bisa mevisualisasikan apa yang kita khayalin. ya walo nggak semua bisa diliat karena banyak banget adegan (keren) yang dipotong..
tapi, film harpot yang ke-5 ini menurut gue baguusss... seneng adegan perang2annya... hehehe...
blog kram jadi media tandingan hehehe :)
lucu..lucu..bagus..brilian. waa
gucci outlet, nike air max, tory burch outlet, oakley sunglasses, prada handbags, ugg boots, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, louis vuitton, kate spade outlet, prada outlet, cheap oakley sunglasses, louis vuitton outlet, louis vuitton outlet, oakley sunglasses, ray ban sunglasses, tiffany jewelry, replica watches, michael kors outlet, longchamp outlet, louboutin, burberry, burberry outlet online, michael kors, christian louboutin outlet, ray ban sunglasses, oakley sunglasses, replica watches, oakley sunglasses, tiffany and co, nike free, michael kors outlet, ugg boots, louboutin shoes, ugg boots, uggs on sale, longchamp outlet, nike outlet, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, longchamp, michael kors outlet, michael kors outlet, louboutin outlet, nike air max, ugg boots, michael kors outlet
hermes, sac longchamp, new balance pas cher, kate spade handbags, north face, ray ban uk, nike blazer, burberry, nike roshe run, nike free, nike free run uk, oakley pas cher, true religion jeans, coach outlet, sac guess, air jordan pas cher, nike air max, true religion jeans, ralph lauren uk, air max, hollister pas cher, vans pas cher, ray ban pas cher, timberland, abercrombie and fitch, michael kors, tn pas cher, nike air max, converse pas cher, louboutin pas cher, michael kors, lacoste pas cher, mulberry, michael kors, air force, coach outlet, hollister, nike roshe, coach factory outlet, true religion jeans, nike air max, coach purses, lululemon, hogan, michael kors, north face, vanessa bruno, ralph lauren pas cher, true religion outlet, longchamp pas cher
louis vuitton, toms shoes, moncler outlet, canada goose outlet, ugg,uggs,uggs canada, hollister, coach outlet, canada goose, moncler, doudoune canada goose, juicy couture outlet, michael kors handbags, sac louis vuitton pas cher, pandora charms, canada goose, swarovski, louis vuitton, louis vuitton, doke gabbana outlet, wedding dresses, pandora jewelry, ugg boots uk, moncler, juicy couture outlet, swarovski crystal, moncler, lancel, moncler, supra shoes, michael kors outlet, replica watches, louis vuitton, pandora jewelry, ugg,ugg australia,ugg italia, moncler, canada goose uk, thomas sabo, pandora charms, michael kors outlet online, ugg pas cher, marc jacobs, canada goose, moncler, montre pas cher, barbour, canada goose outlet, links of london, barbour jackets, karen millen, canada goose, moncler, bottes ugg