Andai Saya Redaktur Kompas
Thursday, June 28, 2007
Andai saya redaktur Kompas, akan saya tolak mentah-mentah opini Eko Wijayanto, dosen Filsafat Universitas Indonesia, yang berjudul "Terorisme, Demokrasi, dan Kosmopolitanisme" ini. Takkan saya biarkan dimuat!
Sebab opini Pak Dosen itu sudah bermasalah sejak kalimat pertama.
Bagaimanapun juga dia seorang dosen. Bisa gawat kalau dia menularkan pola pikir seperti ini kepada para mahasiswa Filsafat.
Sayang sekali saya bukan redaktur tapi cuma pembaca biasa. Tapi saya berjanji jika suatu hari nanti saya redaktur, takkan kesalahan semacam ini terjadi lagi. Doakan ya!
Sebab opini Pak Dosen itu sudah bermasalah sejak kalimat pertama.
Hari-hari ini kita diramaikan berita tertangkapnya teroris Abu Dujana.Kalaupun terlanjur diputuskan akan dimuat, akan saya sunting terlebih dahulu kalimat itu supaya tidak seenak jidat mencap seseorang sebagai teroris. Tentu akan saya kabari juga kepada Eko, supaya dia lebih berhati-hati menulis di kemudian hari.
Bagaimanapun juga dia seorang dosen. Bisa gawat kalau dia menularkan pola pikir seperti ini kepada para mahasiswa Filsafat.
Sayang sekali saya bukan redaktur tapi cuma pembaca biasa. Tapi saya berjanji jika suatu hari nanti saya redaktur, takkan kesalahan semacam ini terjadi lagi. Doakan ya!
28 Komentar:
betul, dia men-cap seseorang mendahului hukum (pengadilan), sama seperti Gus Dur. Dan kalau dia mau meluangkan waktu untukmenelusuri 'siapa' sebenarnya teroris itu, dia akan mendapatkan bahwa ada keganjilan dalam kasus terorisme (yang dicap oleh detasemen 88) di Indonesia. Diantaranya adalah, terorisme umumnya punya tuntutan politis mengapa mereka melakukan aksi ini, tapi sampai sekarang pun tak satu pun pernyataan dari JI (yg dituduh organisasi dalang teroris itu, ataupun al-Qaeda) bahwa mereka bertangungjawab dan dengan hal ini melakukan tuntutan...
satu lagi, lazimnya teroris itu punya dua sayap, sayap militer dan sayap diplomatik...sayap militer (yg melakukan aksi teroris) umumnya melakukan aksinya sebagai bargaining bagi sayap politis/diplomatik nya...seperti kasus GAM...ada idealisme yg diperjuangkan...
bertentangan dengan asas praduga tak bersalah ya, kram?
oh ya, iseng-iseng gw mencoba untuk menyusun pola S-P-O-K dari kalimat pembuka tersebut.
Bingung =D
./rusle : kalo kontek yang dipakai adalah umumnya atau lazimnya berarti tidak harus semua teroris melakukan hal yang sama bukan? like in hollywood movie, tidak semua perampok yang meminta disediakan pesawat dengan tangki penuh, bukan?
Jadi mari sama-sama kita tunggu saja apa hasil keputusan pengadilan tentang hal ini. Dengan catatan nanti sore tidak ada "berita" besar lagi yang lebih menarik untuk dibahas.
Apakah tidak ada penjelasan yang lebih dalam dari kalimat pembuka itu? Menurut gue, kita gak bisa semudah itu "memotong" dan kemudian mengambil kesimpulan dari potongan itu.
Nanti seperti cerita klasik tentang orang yang memegang gajah lagi ;-)
Sejak kapan lu baca Kompas? Bukannya kos-kos-an langganan Sindo?
Aku dah baca tuh artikelnya, jujur nih.. masih bingung dengan istilah "hukum kosmopolitan" kok aku ngga ngerti ya ? ada yg mau menjelaskan secara sederhana ?
Iya Ben. Kita masih harus menunggu lama untuk bisa mengatakan seseorang sebagai teroris.
Zak, kalimat pertama saja sudah mengandung kesalahan (atau setidaknya perlu penyuntingan). Memang ini belum mengomentari isi tulisannya - hanya kalimat pertama itu saja.
Sebab, mirip yang dibilang Fatah, isi tulisannya sendiri agak-agak membingungkan hehehe. Payah deh saya.
Oya ini penjelasan di Wikipedia tentang Kosmopolitanisme.
Aduh lupa. Kosan nggak langganan koran lagi. Sekarang baca Kompas Online saja, gratis :)
Hahaha, Kram.
Saya jadi ingat Lomba Opini Kompas-Gramedia waktu pameran itu. Sepengalaman lomba itu, tanpa pernah membaca rubrik opini di Kompas, Kompas lebih suka pada cara penulisan unik, mengasyikkan, setidaknya bagi pihak redaksi, entah dengan opini seperti apa.
Eh, jujur saja Kram. 'Ketololan' redaktur Kompas hanya sebagai mediamu untuk didoakan menjadi redaktur, kan? Setelah sekian banyak malam kamu berpikir bahwa studimu tak mungkin lagi memberimu masa depan. :)
ya saya doakan ya..
moga-moga mas ikram jadi redaktur di sebuah media terkenal..
tapi, kalau nanti jadi redaktur terus ada orang yang ngritik ikram kayak diatas gimana?
eh ngomong-ngomong kalo nanti jadi redaktur, nulis di blog masih tetep eksis kan?
./mas arfah : yang menentukan masa depan itu ya kita sendiri, dan prestasi di perkuliahan (yang secara sempit dilabelkan pada nilai IP) bukanlah penentu berhasil atau tidaknya seseorang di masa depan.
justru jika yang dicita-citakan sebagai pekerjaan dimasa depan tersebut adalah seorang redaktur di sebuah media terkenal, studi sekarang itu sangat penting sekali. Tidak peduli nilai kuliah yang di dapat itu nantinya A atau E, tapi saya yakin seorang Redaktur akan tetap membutuhkan ilmu pengetahuan (apapun disiplin ilmunya) yang di dapatnya ketika di perkuliahan.
oh ya, saya cuma orang dengan prestasi akademik pas-pasan.
Saya adalah orang yang senasib dengan Beni Suryadi dan Ikram Putra.
*ga bisa komentar apa-apa.. soalnya gua dah lama ga ngikutin berita*
Bagaimana parameter menilai kesalahan/kebenaran dalam suatu rubrik opini?
Tuh, Kram. Kata Beni Suryadi: "justru jika yang dicita-citakan sebagai pekerjaan dimasa depan tersebut adalah seorang redaktur di sebuah media terkenal, studi sekarang itu sangat penting sekali."
Makanya dinikmati, Kram. Itu penting lho, apalagi seseorang yang ingin menjadi redaktur nantinya.
:)
Eh Kram. Di sebuah milis media, ada postingan "Sebuah majalah kuliner butuh Pemred dan Pemimpin Umum".
Kamu mesti belajar sama Bondan, jika ingin.
:)
Yang rekan Arfah maksudkan mungkin adalah, masa depan di bidang kuliah saya... Bukannya masa depan secara umum. Bukan begitu rekan Arfah?
Terimakasih rekan Reevan! Kalau saya jadi redaktur lalu ada yang mengritik? Oh tentu saya senang sekali. Kritik adalah konsultan gratis...
Terimakasih juga rekan Rima dan rekan Beni. Siapa yang mau bilang "welcome to the club"? Hehehehe.
Rekan Zaki. Bagaimana parameter penilaian kesalahan/kebenaran dalam suatu rubrik opini?
Salah satunya, menurut saya, adalah memperhatikan argumentasi yang dipaparkan dalam opini itu.
Pertanyaannya: adakah argumentasi yang disampaikan rekan Eko Wijayanto dalam kalimat pertamanya? Tidak. Dia dengan tenang menulis "teroris Abu Dujana".
Tanpa argumentasi.
Tanpa menunggu keputusan pengadilan.
Tanpa peduli dampak dari tulisan yang nampaknya sepele itu.
Kita kembali ke studio.
Aaaaaaaawwwwwww........
(komentar bwt postingan sebelumnya)
Eh yg ini jg bs denk,
Aaaaaaaaawwwwwwwwww.....
gw serius perihal elu jadi direktif selanjutnyah. lebih baik lagi malah. salute.
URANG WAE LAH, MACA KORAN!!
Gw doain Ikram jadi Pemimpin Redaksi satu media Tob di Indonesia!
Ikram, coba aja buat opini yang merupakan sanggahan terhadap opini Eko.Disebutkan dengan jelas bahwa ini merupakan jawaban opini Eko.
Kalau tidak dimuat atau ditanggapi, berarti...........
untuk postingan sebelumnya :
CIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE... HAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHA.... CIE IKRAAAAAAAMMMMM..... sedih ya mau ditinggal ke Jepang??? HAHAHA *ga bisa berhenti ketawa*
untuk postingan ini :
gue doain lo lulus dulu kram sebelum gue doain lo jadi pemred.
hehe.
namanya juga OPINI. mungkin si redaktur KOMPAS emang berniat menampilkan sisi Pak Dosen yang begitu. Kalo ga begitu, ga ada postingan ini kan??
Iya juga ya. Jangan-jangan memang sengaja menampilkan opini sang dosen.
Tapi Yasmin, bukankah tugas redaktur untuk mencegah opini ngawur masuk ke koran?
Jadi bingung.
kayak nggak tau kompas aja, kakaka...
potingan seblumnya:
cie.. cie.. cie..
postingan yang ini:
gw langsung skip artikel itu,:p.
Kompas sekarang artikelnya terlalu dipenuhi oleh "artis"
Lantas baca apa dong Mas Firman? Sudah terbiasa baca Kompas dari SD.. Jadinya susah lepas.
Lebih baik seperti ini saja. Setiap ada kekeliruan, "dibetulkan" disini. Tentu dengan gaya yang mengikuti perasaan hati hahaha.
Sawung, sama! Gua jg nggak baca sampe habis makanya nggak mengerti tentang kosmopolitanisme itu.
Gue nggak komen postingan ini ah. Postingan sebelumnya aja.
Jadi itu maksudnya. Hahaha, hmmm.. ada rencana bikin cabang sampe nomor berapa, kram?
i say, "Welcome to the club" hahahaha... *LOL
setuju.......
redaktur jg manusia :P
(menurut pengalamanku ciyehh..) tidak semua redaktur baca seluruh isi dari opini yg seseorang kirim ke redaksi, apalagi kalo yg ngirim itu dah di kenal dan sering mondar mandir artikelnya nampang di surat kabar yg bersangkutan. Bayangin opini yg masuk itu tulisannya mayannn....banyakk, dan kadang redaktur hilaf gak seksama baca seluruh isi dari artikel.
Biasanya, di bagian kolom opini itu juga tertera 'kami menerima...dan kami tidak bertanggung jawab atas isi ....' karna mang kolom tersebut di sediain buat seseorang yg ingin mengeluarkan opininya, dan perlu diperhatikan jg opini tidak sama dengan berita :D
gucci outlet, nike air max, tory burch outlet, oakley sunglasses, prada handbags, ugg boots, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, louis vuitton, kate spade outlet, prada outlet, cheap oakley sunglasses, louis vuitton outlet, louis vuitton outlet, oakley sunglasses, ray ban sunglasses, tiffany jewelry, replica watches, michael kors outlet, longchamp outlet, louboutin, burberry, burberry outlet online, michael kors, christian louboutin outlet, ray ban sunglasses, oakley sunglasses, replica watches, oakley sunglasses, tiffany and co, nike free, michael kors outlet, ugg boots, louboutin shoes, ugg boots, uggs on sale, longchamp outlet, nike outlet, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, longchamp, michael kors outlet, michael kors outlet, louboutin outlet, nike air max, ugg boots, michael kors outlet
hermes, sac longchamp, new balance pas cher, kate spade handbags, north face, ray ban uk, nike blazer, burberry, nike roshe run, nike free, nike free run uk, oakley pas cher, true religion jeans, coach outlet, sac guess, air jordan pas cher, nike air max, true religion jeans, ralph lauren uk, air max, hollister pas cher, vans pas cher, ray ban pas cher, timberland, abercrombie and fitch, michael kors, tn pas cher, nike air max, converse pas cher, louboutin pas cher, michael kors, lacoste pas cher, mulberry, michael kors, air force, coach outlet, hollister, nike roshe, coach factory outlet, true religion jeans, nike air max, coach purses, lululemon, hogan, michael kors, north face, vanessa bruno, ralph lauren pas cher, true religion outlet, longchamp pas cher
louis vuitton, toms shoes, moncler outlet, canada goose outlet, ugg,uggs,uggs canada, hollister, coach outlet, canada goose, moncler, doudoune canada goose, juicy couture outlet, michael kors handbags, sac louis vuitton pas cher, pandora charms, canada goose, swarovski, louis vuitton, louis vuitton, doke gabbana outlet, wedding dresses, pandora jewelry, ugg boots uk, moncler, juicy couture outlet, swarovski crystal, moncler, lancel, moncler, supra shoes, michael kors outlet, replica watches, louis vuitton, pandora jewelry, ugg,ugg australia,ugg italia, moncler, canada goose uk, thomas sabo, pandora charms, michael kors outlet online, ugg pas cher, marc jacobs, canada goose, moncler, montre pas cher, barbour, canada goose outlet, links of london, barbour jackets, karen millen, canada goose, moncler, bottes ugg