Tadi malam di SCTV ada
debat tim sukses calon gubernur Jakarta. Awalnya saya kira debat ini akan berjalan membosankan (soalnya pakai ada acara adu yel-yel segala sih). Tapi ternyata tidak juga. Debatnya bisa dibilang “hidup” – dengan alasan yang mohon maaf akan terdengar subjektif.
Dari pihak Adang ada Igo Ilham, sementara dari pihak Foke ada Idrus Marham. Secara kualitas penampilan, saya kasih skor 1 untuk Igo. Tutur kata dan intonasi dia teratur dan menarik. Tidak banyak retorika dan sangat mudah dicerna. Dia sangat tenang, banyak menebar senyum, pokoknya simpatik sekali lah (ini kali pertama saya melihat Igo Ilham dan saya jujur terkesima hehehe).
Sedangkan Idrus mirip penceramah malam tadi. Dia beberapa kali mengutip ayat suci Al-Quran dalam argumennya – sesuatu yang bagi saya kurang perlu. Selain karena dia bisa mencari argumen lain, ayat yang dikutip pun tidak terlalu “kena” dalam debat itu. Jadi tidak bernas. Pada beberapa babak dia juga nampak gusar dan akibatnya gelagapan.
Kalau PKS (yang bernafaskan Islam) saja sama sekali tidak menyitir ayat suci, mengapa pula koalisi partai-partai (yang bernafaskan “pluralisme”) merasa perlu melakukannya?
Dalam 4 menit waktu yang diberikan pemandu debat, Igo berhasil memaparkan program Adang. Sedangkan Idrus? Sampai menit ke 3 saya masih belum menangkap apa poin dia.
Selanjutnya pemandu debat melontarkan pertanyaan tentang banjir, masalah abadi kaum Jakartanensis. Idrus diberi kesempatan menjawab lebih dulu. Setelah mengatakan bahwa banjir adalah persoalan kompleks dan karenanya diperlukan penanganan bersama dalam menanggulanginya, dia menjamin dalam 3-4 tahun tidak akan ada banjir lagi jika Foke menang. Alasannya?
Foke sudah dan lebih tahu pemetaan masalah Jakarta. Dia juga ahli perencanaan tata kota.
Tentu saja ini poin empuk untuk diserang. Kalau saya jadi Igo pun saya akan mempertanyakan hal serupa: mengapa tidak dari dulu? Mengapa baru sekarang? Bagaimana bisa keluar angka 3-4 tahun sedangkan selama ini toh Jakarta selalu kebanjiran?
Idrus bertahan dengan mengatakan, bagaimanapun Foke sudah lebih paham. Ini jauh lebih baik ketimbang “orang baru” yang tentunya memerlukan waktu untuk belajar lagi – sementara Jakarta tidak bisa menunggu. Tiba-tiba pengacara Ruhut Sitompul (yang duduk di pihak Foke) berdiri dan menambah huru-hara.
Ruhut memulai dengan mengatakan “surga itu di telapak kaki ibu!”, “aku Poltak si raja minyak dari Medan”, dan “ada iklan di televisi seorang nenek mengatakan, buat anak kok coba-coba”. Nah, kata dia, kalau untuk anak saja tidak boleh coba-coba, bagaimana Jakarta?
Hahaha. Sebuah argumen yang pantas diikutkan lomba atletik karena mampu melompat sedemikian jauh.
Terhadap “Foke lebih tahu dan ahli”, Igo menjawab bahwa persoalan menjadi gubernur adalah persoalan kepemimpinan, bukan keahlian. Gubernur adalah seorang generalis, bukan spesialis. Untuk urusan teknis kita bisa membekerjakan para ahli. Persoalannya sekarang adalah niat. Bertahun-tahun dana pembangunan Banjir Kanal Timur dikeluarkan tapi kok proyek itu tidak kunjung selesai.
Oya, perkataan Ruhut yang membawa-bawa Poltak (karakternya dalam sinetron Gerhana) juga menyebalkan. Entah kenapa saya tidak pernah suka orang yang menggunakan karakternya dalam sinetron/film untuk tujuan politik. Saya pun membenci Ruhut dengan kadar yang sama saya membenci Rieke Dyah Pitaloka dan Rano Karno – yang setelah gagal jadi calon gubernur malah tampil mendukung Foke sebagai Si Doel.
Saya hendak memotong skor pihak Foke untuk argumen yang dodol ini, tapi mereka belum punya satupun. Ya sudah, kalau begitu tambahan skor saja untuk pihak Adang. Jadi 2-0.
Saya juga tadinya hendak memberikan skor kepada pihak yang mengucapkan “Kanal Banjir Timur” tapi baik Igo maupun Idrus tidak ada yang mengatakan demikian.
Sekarang pemandu debat berlanjut ke persoalan kemacetan lalu-lintas, yang juga masalah abadi. Igo mengatakan akan “meneruskan yang sudah ada” seperti proyek
busway, monorail, dan lain-lain. Ini langsung langsung disambar Idrus, yang mengatakan “nah kan, sudah diakui sendiri kan keberhasilannya”. Dia kemudian meminta semua pihak jangan ambivalen. Di satu sisi mengungkapkan kegagalan, tapi di lain sisi mengakui keberhasilan.
Ini juga mendapat balasan: Sutiyoso sendiri sudah mengakui bahwa
busway adalah proyek dia, bukan Foke.
Dijawab lagi: keberhasilan Sutiyoso kan berkat andil Foke juga.
Dibalas lagi: kalau begitu pihak Idrus pun tak kalah ambivalen. Untuk keberhasilan, Foke dibilang punya andil. Tapi giliran kegagalan, Foke tak ada andil?
Hahaha. Seru sekali bukan?
Ketika membahas kemacetan ini, Ruhut kembali berdiri. Dia menyindir adanya sebuah partai yang melakukan demonstrasi dan akibatnya memacetkan Jakarta. “Apa partainya? Kitalah yang tahu...” katanya sambil tertawa. Ini jelas menyindir PKS. Apa jawaban Igo Ilham?
“Kalau memang tak ada lagi partai yang membela rakyat, PKS lah yang turun.”
Dahsyat.. Saya suka orang yang blak-blakan. Saya benci tukang sindir. Tambah skor lagi lah buat Igo. 3-0.
Setelah itu debat dilanjutkan dengan persoalan kriminalitas dan pengangguran. Sama seperti sebelumnya, ada juga “berbalas pantun” di sini. Tapi esensi debatnya sih sama saja. Yang satu melihat pemerintahan sekarang sebagai berhasil (dan ada andil calon mereka di situ) sedangkan yang satu lagi melihat pemerintahan sekarang gagal dan karenanya mesti diganti.
Idrus sempat hampir bunuh diri dengan mengatakan pasar tradisional akan semakin berkembang jika Foke menang. Hahaha. Memangnya siapa yang selama ini mematikan pasar rakyat dengan membangun pusat perbelanjaan di mana-mana?
Baiklah. Karena sepertinya saya sudah berbicara terlalu panjang, ini penilaian terakhir. Calonnya Igo sudah mengundurkan diri sejak 8 bulan yang lalu sementara calonnya Idrus hanya cuti. Tambah lagi deh skor untuk Igo. Saya benci kutu loncat sih. 4-0. Saya kasih skor juga untuk pemandu debat, Andy Budiman, yang memberi cukup ruang bagi peserta debat. Tegas tapi tidak galak.
Akhir kata, Igo Ilham menang telak malam tadi. Saya kira akan sayang sekali jika kemenangan itu tidak kembali terulang pada 8 Agustus nanti.
------
Bagi yang belum menonton (atau sudah tapi masih pengen lagi), silakan klik di
sini.