Langkah Agung Laksonoh
Wednesday, August 29, 2007
Kemarin saya membaca berita Bisnis Indonesia yang lucu ini. Saya kutipkan,
Iyah kan Pak? Sayah jugah kadang-kadang begituh. Buat lucu-lucuan sajah.
Tapi kemudian saya berpikir jangan-jangan ini kesalahan ketik wartawan. Atau salah kutip. Atau salah dengar? Ah rasanya tak mungkin. Soal tenggat dan lain-lain juga tidak.
Wah wah wah, betapa berbahayanya seorang wartawan – dia bisa membuat seorang Ketua DPR ditertawakan seorang penulis blog. Kalau saya jadi wartawan saya nggak mau sembrono seperti itu ah.
Menurut Agung, meskipun program ini membawa sejumlah keuntungan bagi masyarakat, di antaranya lebih murah dan efisien, namun karena sosialisasi yang kurang dari pemerintah maka program tersebut menjadi tidak maksimal.Hahaha. Agung Laksono sepertinya habis membaca buku “Jomblo” dan “Gege Mencari Cinta” kemudian ingin meniru-niru Agus/Gege... Makanya “langka” menjadi “langkah”.
“Elpiji langkah, minyak juga langkah, masyarakat pun jadi ragu-ragu,” lanjutnya.
Iyah kan Pak? Sayah jugah kadang-kadang begituh. Buat lucu-lucuan sajah.
Tapi kemudian saya berpikir jangan-jangan ini kesalahan ketik wartawan. Atau salah kutip. Atau salah dengar? Ah rasanya tak mungkin. Soal tenggat dan lain-lain juga tidak.
Wah wah wah, betapa berbahayanya seorang wartawan – dia bisa membuat seorang Ketua DPR ditertawakan seorang penulis blog. Kalau saya jadi wartawan saya nggak mau sembrono seperti itu ah.
17 Komentar:
bukannya koran ato majalah punya editor yah?
saya juga baru baca media indonesia, tanggung jawab tulisan memang sepenuhnya oleh penulis [dalam hal pak agung berarti perkataan], tetapi editor [dan redaktur] akan mengambil alih [sedikit] beban tanggung jawab itu ketika tulisan dimuat di media. jadi, apa peran editor bisnis indonesia dong?
ck..ck..
rajin amat sih baca berita.
mending lo jangan jadi wartawan, tapi jadi editor ajah..
gimanah..??
Hmmm..Aku agak khawatir nih tentang intervensi bahasa daerah ke bahasa indonesia. Beberapa tahun lagi siapa tau sudah ga ada lagi aku kamu, tapi gw elu. Siapa tau udah ga ada lagi saya tapi sayah.
Everything's fine, let it just fine.
tak kirain tadi tuh 'langkah' = step dalam bahasa inggris.
nggak taunya 'langka' yang dimaksud.
kok kayanya makin ke sini makin banyak wartawan yang 'kecolongan' ya?
Wah, sayah ajah baru nyadar...
Senadah dengan Boodeeh, cobah sajah jadih editor kram..heheh...
Nampaknyah bukan kecolongan meh (dari rimeh...^^), tapi disengajah...mungkin gak...?
Coba kalo kita berpikir dari sudut pandang advertising... Requestnya si Pak Agung Laksonoh kalih yah...?
waduh bro ridwan.
boodee ya boodee ajah.
jangan jadi boodeeh atuh.
gimanah sih kamuh?
Ikram: "Kalau saya jadi wartawan saya nggak mau sembrono seperti itu ah."
iyah kramh, ditungguh! ;p
ikram2...
lagi2 aku harus membaca kritik tentang bahasa.he3.tapi mungkin aja kan bukan salah wartawannya?
bukannya membela atau apa,tapi terkadang mengkritik orang itu JAUH................lebih mudah daripada mencari kekurangan di diri sendiri lho....
Nah,aku malah melakukan pernyataan bunuh diri nih...:berarti itu juga gunanya ada orang lain ya...untuk mengkritik.hah...dunia2...
mungkin memang seperti itu Pak Agung ngomongnya, jadi ditulisnya juga begitu Kram :), soalnya ntar kalo ditulis lain dibilang memelintir ...
frilo...sekarang kamu tahukan kenapa sudah tidak ada gw dan lu lagi di blogku =)
haiyaaah..
wah, produktif betul sih kram. baru kemaren buka, ada posting baru. sekarang buka, udah ada posting yang lain. hwahaha.. syndrom ga ada kerjaan yah??
Kembali dengan kritik bahasanya nih...
Kya...sundanese invasion, setelah demam gw-lu mungkin suatu saat akan demam sayah-kamuh lebih hebat lagi kalo jadi abdi-anjeun, hehehe...dengan begitu bahasa sunda gak jadi punah...amien...
Tapi ya, kalo dipikir mah, bukan buat bahasa berita atuh, bahasa pergaulan sajah lah...^^
Salam saudara, saya datang membaca ragamnya saudara2 di Indonesia :)
huahauhauhauhaaa....
okeh dah, kramh??
hahahaha...=ppp
But i noticed once you still used those words when speaking (referring to my last phone call to you) CMIIW.
Aku sih lahir di Jakarta dan pernah tinggal di sana juga, cuma itu bukan akar bahasaku. So, off i go getting rid of 'gw' etc. The old days, I went astray. =D
ck...ck... mas Cempluk ini, pintar banget nyari berita salah ketik :)
Setau saya ini sudah temuan yang kesekian kalinya ^.^
Duh, saya terlambat balas komentar. Maaf ya.