Commitment is about doing whatever it takes.—Anonymous

Megawati Sebaiknya Berhenti Menggempur SBY

Tuesday, February 05, 2008

Megawati Soekarnoputri sebaiknya mulai berpikir untuk berhenti menggempur Susilo Bambang Yudhoyono dengan istilah-istilah yang hanya enak buat didengar telinga. Kecuali kalau memang Mega ingin SBY menang lagi pada pemilihan presiden tahun 2009.

Saya tidak sedang membela pemerintahan SBY, tidak. Dan saya tidak pula sedang berani-berani membatasi kebebasan berekspresi seseorang — terlebih seorang mantan presiden. Saya murni menyarankan ini demi kebaikan dirinya sendiri. Apa dia mau kalah dua kali dari orang yang sama?

Persoalannya yang pertama adalah, selama ini kritik Mega atas kinerja pemerintahan SBY — betapapun itu benar — tidak pernah bersambut seperti yang diharapkan. Jadi jika Mega tetap melontarkan kritik, saya khawatir itu cuma akan memberi contoh nyata bagi peribahasa “anjing menggonggong kafilah berlalu”.

Ketika setahun yang lalu Megawati menuding Yudhoyono sibuk “tebar pesona”, apakah Yudhoyono menyambut tudingan itu dengan berhenti “tepe-tepe” (istilah anak muda untuk tebar pesona)?

Tidak. Sebab kalau bukan pesona, apalagi yang bisa ditebar. Mau menebar Mercedez dan kapal pesiar, SBY bukan Tianshi. Mau menebar televisi, SBY bukan TransTV. Mau menebar cinta, SBY bukan Ariel Peterpan :P

Dan ketika Megawati sekitar setengah tahun yang lalu menggugat Yudhoyono hanya bisa “berjanji setinggi langit, tapi kenyataan di atas bukit”, apakah Yudhoyono berubah jadi menepati janji-janjinya yang dijual saat kampanye dulu?

Tidak. Sebab hanya politisi dari jenis yang bodoh yang menepati janji. SBY tidak bodoh, SBY tidak menepati janji.

Kemudian ketika baru-baru ini Megawati kembali mencibir pemerintahan Yudhoyono bagaikan “tarian poco-poco” — maju selangkah tapi mundur dua langkah — apakah Yudhoyono langsung berhenti menari dan mendaftar gerak jalan sehat biar maju terus?

Tidak. Sebab gerak jalan sehat tidak membutuhkan perhitungan. Orang hanya perlu jalan saja terus. Sedangkan pada tarian poco-poco, ada kesempatan bagi SBY untuk berpikir hendak maju atau mundur. Atau geser ke samping. Dan SBY, kita tahu, sangat menyukai “berpikir penuh perhitungan” — kata sopan untuk “ragu-ragu”.

Sisi terangnya, Megawati berhasil menunjukkan kepada publik seperti apa mutu kepemimpinan seorang SBY. Dan ini bagus bagi kehidupan demokrasi Indonesia.

Persoalannya yang kedua adalah, Mega sendiri melakukan apa yang dituduhkannya kepada SBY. Jadi jika Mega tetap melontarkan kritik, saya khawatir itu cuma akan memberi contoh nyata bagi peribahasa “mendulang air terpercik muka sendiri”.

Tebar pesona Mega pernah. Meminta rakyat memilih kandidat presiden yang paling cantik? Menjual tahilalat? Jangan lupa juga bahwa Mega tidak hanya menjual pesona dirinya sendiri tapi juga pesona ayahnya.

Memberi janji-janji juga Mega pernah. Saya masih belum lupa bagaimana dia berjanji tidak akan membiarkan darah tertumpah lagi di Aceh dalam sebuah pidato politiknya tahun 2002. Dan saya juga masih belum lupa bagaimana Mega tidak segera mencabut status Aceh sebagai Daerah Operasi Militer.

Menari poco-poco mungkin Mega belum pernah karena dia rupanya lebih suka berdansa. Tapi bukankah esensi semua tarian sama saja?

Jadi segala kritik Mega bagaikan anak panah yang melesat maju tapi kemudian berbalik arah mengenai dirinya sendiri. Ini jelas buruk bagi citra dirinya sebagai kandidat presiden 2009. Dia akan tergambar sebagai orang yang berkinerja buruk, tapi menyalahkan orang lain yang juga berkinerja sama.

Tapi entahlah. Sisi terangnya, bagi warganegara yang berpikir nakal seperti saya, dia akan tergambar seperti orang yang berkinerja buruk dan tak rela orang berkinerja buruk juga. Mega seperti mengatakan “Cukup saya saja yang begitu. Jangan tambah lagi penderitaan rakyat” :P

Persoalan selanjutnya, persoalan ketiga, adalah buah dari persoalan pertama ditambah yang kedua. Kritik yang tak bersambut, ditambah tukang kritik yang pernah berkinerja sama buruknya, hanya akan berujung pada kegiatan berbalas ejekan. Megawati tentu bisa merasakan sendiri bagaimana SBY — baik secara langsung maupun lewat para pembantunya — membalas setiap kritik.

Ketika Mega melakukan safari politik dan bertemu rakyat yang setia kepadanya, Andi Mallarangeng tinggal bilang siapa sekarang yang “tebar pesona”. Ketika Mega mengatakan SBY hanya bisa janji, Andi pun tinggal membantah dengan mengungkap prestasi-prestasi yang dicapai Presiden. Dan ketika Mega menilai pemerintahan SBY seperti tarian poco-poco, Jusuf Kalla pun pasang badan dengan mengatakan lebih baik poco-poco daripada dansa berputar-putar.

Megawati semestinya sadar bahwa kritik dia hanya memicu terjadinya sirkus murahan yang tak ada gunanya bagi rakyat banyak. Saling mengejek kan tidak membikin harga kedelai murah?

Sisi terangnya, para pembantu SBY jadi punya kesempatan menunjukkan kesetiaan. Andi Mallarangeng jadi punya pekerjaan di samping menyanjung Presiden di sebuah suratkabar setiap awal pekan. Sementara saya? Saya jadi sedikit terhibur melihat kreativitas mereka semua. Enak didengar telinga sih.

Nah sekarang — paling penting untuk dicermati — adalah persoalan keempat. Dengan terus melontarkan kritik terhadap SBY, Megawati sebenarnya sedang membahayakan dirinya sendiri pada pemilihan 2009.

Menengok sekilas ke belakang, salah satu faktor kemenangan SBY pada 2004 adalah keberhasilannya mengolah empati rakyat terhadapnya yang seolah-olah dizalimi Mega. SBY terbukti piawai — selain beruntung saya kira — dalam memanfaatkan ejekan Taufik Kiemas (suami Megawati) yang berbunyi “Jenderal kok kayak anak kecil”. Dengan begitu dia semakin terbukti tertindas, dan rakyat cenderung memilih kandidat yang tertindas juga.

Saya kira kepiawaian mengolah empati ini perlu diwaspadai. Karena inilah yang menjadikan Veri dan Ihsan masing-masing pemenang Akademi Fantasi Indosiar dan Indonesian Idol. Atau Kangen Band melejit tanpa ampun. Atau bahkan kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada pemilihan 1999!

Rumus umumnya, semakin ditindas semakin mendapat dukungan. Soal kemampuan belakangan. Bodoh memang, tapi itulah kenyataan.

Akan tetapi, yang lebih bodoh lagi saya kira adalah membuka jalan bagi SBY untuk kembali mengolah empati rakyat. Jika Megawati terus-terusan mengkritisi SBY, maka sesungguhnya dia justru sedang membantu SBY mendapatkan lagi bukti bahwa dia tertindas.

Padahal, jangan lupa juga bahwa usaha mengolah empati ini sudah dimulai. Ingat kan SBY pernah mengeluh bahwa ada yang mengganggunya “cuci piring”? Atau bahwa dia selama ini “kurang tidur”? Atau bahwa media cenderung tidak memberitakan prestasi pemerintahannya? Nah kalau ditambah lagi dengan kritik Mega, tentu SBY akan bahagia sekali :P

Untuk yang ini tidak ada sisi terang. Megawati sebaiknya mulai berpikir untuk berhenti menggempur Susilo Bambang Yudhoyono dengan istilah-istilah yang hanya enak buat didengar telinga. Gempuran itu hanya akan memberi bahan bakar bagi usaha SBY mengolah empati rakyat.

Kecuali kalau memang Mega ingin SBY menang lagi pada pemilihan presiden tahun 2009. Bukankah dalam politik semua hal mungkin terjadi? :P

38 Komentar:

Blogger Anang »
05 February, 2008 11:59  

semoga pemimpin bangsa bersatu untuk semakin majunya indonesia.. memberikan solusi bukan hanya kata2....

Anonymous Anonymous »
05 February, 2008 12:58  

maju terus INDONESIA..karena siapapun pemimpinya, sebagai rakyat kecil saya hanya ingin negara ini adem ayem, tentrem loh jinawi...

Anonymous Anonymous »
05 February, 2008 15:14  

kram, ikut nyalonin diri gak 2009 nanti?

Anonymous Anonymous »
05 February, 2008 16:07  

Jangan gitu kram, lo kan tau yang buat draft pidatonya bukan Megawati...heheheh.. jadi jangan salahkan Megawati, dia kan "tidak tahu apa-apa". hehehehhee..

Bener kata lu, si Megawati jual-jual nama Bung Karno, nggak berani maju dengan modal sendiri.. malu dong setiap kampanye selalu dikasi poster besar dirinya dengan gambar Pak Karno dibelakangnya.. emangnya Bung Karno anggota PDI-P apa ya?

Blogger Haris Firdaus »
05 February, 2008 16:46  

masyarakat kt itu emang suka ma orang yang dijelek2kan. kadang2 hal itu aneh juga lho...

Blogger Brahmasta »
05 February, 2008 16:49  

Bagus sekali bung ikram analisisnya. :D
Aneh emang kondisi perpolitikan kita. Pengen calon presiden yang 'baru' nih.

Btw gw ketawa pas baca tianshi2 itu. Bisa aja lu.

Blogger ikram »
05 February, 2008 17:08  

Semoga ya Mas Anang... Kalau kritik doang mah blogger juga bisa :P

Maju terus Indonesia, Mei. Merdeka! (Eh Agustus masih lama...) Btw kok "profil tidak tersedia"?

Adhi. Tunggu saja. Siapatahu abis nulis ini kena telfon *berharap

Anggun: Hahaha. Nice one. Yang lucu pas Sukmawati juga bikin partai. Bung Karno kalau masih hidup akan memilih yang mana kira-kira? :P

Haris: Mungkin karena merasa senasib sepenanggungan?

Terimakasih bung Brahmasta. Saya tidak mengada-ada soal Tianshi itu.. Memang benar adanya :P

Blogger Lucky »
05 February, 2008 17:29  

yg gw gak tahan tuh,,,sukardi rinakit! baca 'analisis politik' nya di kompas hari ini? dia juga ngomentarin ttg kritik mega ini,,,tapi isinya nonsense,,,,
eh sorry kalo ga nyambung n menggunakan halaman komen elo buat nyalurin sebelnya gw, hihihi...

Blogger ikram »
05 February, 2008 17:34  

Baca Luck. Tapi nggak menemukan sesuatu yang "wah". Bukannya memang seperti itu biasanya?

Coba ditulis di blogmu itu, biar lebih jelas..

Anonymous Anonymous »
05 February, 2008 17:47  

kram.. lo mulai jadi analis politik??? wkwkwkwk.. btw thanx yak.. :D

Anonymous Anonymous »
05 February, 2008 17:48  

ayo bergoyang poco-poco semuanya...

maju satu, mundur satu, maju dua, mundur dua, maju sekali, mundurnya males..

Blogger ikram »
05 February, 2008 17:53  

Sama-sama Dim. Ikut senang aja kita mah.. Hehe.

Bodhi: belum lagi kalo senggolan sama orang sebelah...

Anonymous Anonymous »
05 February, 2008 19:32  

waktu diem dianggap nggak punya otak, ngritik juga salah.
di Indonesia, memang cuma rakyat saja yang benar :D


isnuansa

Blogger ikram »
05 February, 2008 19:46  

Isnuansa, bisa tolong tunjukkan di bagian mana saya mengatakan "Megawati tidak punya otak"? Karena seingat saya, tak pernah saya mengatakan demikian -- baik sewaktu dia "diam" maupun "bersuara".

Saya cuma menyarankan Mega berhenti mengkritisi SBY, mengingat SBY sedang membutuhkan bukti "ketertindasan" supaya terpilih lagi.

Kecuali kalau memang Mega ingin kalah dua kali dari orang yang sama?

Eh maaf. Bukan kalah, tapi hanya "kekurangan suara" hehehe.

Terimakasih :P

Anonymous Anonymous »
05 February, 2008 23:25  

Mega itu telat.. Aturan dia bersuara pas lagi jadi presiden. Bukan skrg pas udah kalah.

Kalo dah kalah mah diem aje.. :P

-SBY fans klub.

Blogger Kamojima »
05 February, 2008 23:51  

This comment has been removed by the author.

Anonymous Anonymous »
06 February, 2008 06:46  

Wedew, git, lo mule melenceng dari jalur cepat, ke badan jalan trus terperosok ke selokan.. You gotta watch urself dude, Muwahhahaha...

Anonymous Anonymous »
06 February, 2008 09:52  

Ikram, ya ampun, sensi banget sih lo. Inilah kebiasaan saya yang suka menganggap orang lain berpikir ala saya.

Jadi, yang saya maksud Mega diam dianggap nggak punya otak, tuh, bukan di tulisan ini. Duluuuu, waktu masih jadi Presiden, banyak yang bicara kalo Mega nggak bisa bicara. Emang sih kalimatnya bukan langsung dengan dodol, nggak punya otak, tapi artinya samalah.

Nah, ketika sekarang, disaat partainya tidak bisa mengeruk kekayaan negara karena oposisi [tidak menempatkan Menterinya di Kabinet], apa tugasnya kalo bukan mengkritik? Diam saja pasti lebih salah lagi.

Sesuatu pasti sudah dia pikirkan untung ruginya. Kalopun tindakan seperti itu di kemudian hari terbukti salah, setidaknya dia sudah mencoba.

Btw, artikel ini saya print, dan saat menulis lo nggak membayangkan bisa sampai ke tangan siapa kan? :)

Hebat, makasih atas tulisannya...
Sering-sering ya!


Wah, dapet tantangan tuh dari Sigit.



isnuansa

Anonymous Anonymous »
06 February, 2008 13:40  

Untung gak milih siapa-siapa :)

Blogger turabul-aqdam »
06 February, 2008 13:40  

idiih.. tulisan dengan banyak simbol " :p " gini kok di-print. hihihihi..

nyang serius dikit dong kram, pake data statistik ato referensi gitu. sedikiit lagi dipoles, tulisan loe pasti kuusulkan masuk rubrik opini koranku.. :)

Blogger ikram »
06 February, 2008 13:50  

Hehehe, saya mungkin bisa sensitif kalau merasa dituduh :)

Soalnya saya tak pernah menilai Megawati tak punya otak. Justru sebaliknya... Cuma orang cerdas yang bisa mengatakan "saya tidak kalah, cuma kekurangan suara."

Tentang mengapa Mega terkesan salah melulu... Mungkin komentar dari SBY fans klub itu bagus juga didengar (sayang dia anonim jadi gak tau manggilnya gmn).

Ada perbedaan antara menjadi presiden dan menjadi oposan. Presiden diharapkan bisa menjelaskan apa-apa saja yang sedang/akan dilakukan. Alasan setiap keputusan, dsb.

Sedangkan oposan, saya sepakat, memang tugasnya mengkritisi. Dan saya tak ada keberatan tentang ini kecuali... yang saya jelaskan dalam tulisan di atas.

Terimakasih :)

Sigit: Okay I will hehehe.

Ade: Maksudnya gmn De?

Hedwig: Kenapa Bung, waktu itu nggak milih?

Arif: referensi sudah akan ditulis sebenarnya di bawah. Website2 sudah dikumpulkan.. Tapi terus komputernya hang. Alamatnya hilang semua.

Apakah ada fakta yang meragukan, Rif? Kalo ada bilang ya.

Blogger ANDRE »
06 February, 2008 14:51  

ooo itu resep sukses lo mengolah empati orang2 di sekeliling lo???

dengan berusaha menjadi yg tertindas, dimanapun lo berada

di smunsa, di ILP, di ITB, sekarang dimana??

hehe

Anonymous Anonymous »
06 February, 2008 15:15  

mungkin mega lupa, klo media sangat memberi ruang kepada orang2 teraniaya...

Anonymous Anonymous »
07 February, 2008 00:07  

"Nah, ketika sekarang, disaat partainya tidak bisa mengeruk kekayaan negara karena oposisi [tidak menempatkan Menterinya di Kabinet], apa tugasnya kalo bukan mengkritik? Diam saja pasti lebih salah lagi."

partai anda?

saat Al-Gore kalah, beliau (dengan sangat hormat) tidak menjadi oposisi trus menjadi tukang kritik. Beliau melakukan hal lain yang berguna: mencoba menyadarkan masyarakat tentang lingkungan sampai memenangkan Nobel. Kalo Al-Gore tidak tulus ingin membangun negara sih, begitu kalah dia akan pundung trus gak ngapa2in.

"Btw, artikel ini saya print, dan saat menulis lo nggak membayangkan bisa sampai ke tangan siapa kan? :)"

mau tahu alamat ikram sekalian?

Jl. Johar No.4 Bandung 40114

Anonymous Anonymous »
07 February, 2008 06:12  

Nyalon jadi presiden ah....
modalnya berapa ya?
terus kalo dah jadi, penghasilan yang diperoleh bisa nutup modal ga ya?

Anonymous Anonymous »
08 February, 2008 12:47  

oposisi, itu yang dijalankan oleh mega. Si abang yang ngatur gerak mega mantap lah. SBY jadi kebawa sama alurnya mega.

Anonymous Anonymous »
10 February, 2008 00:46  

Sedikit hal yang di tinggalkan seorang megawati sebelum meninggalkan tampuk pimpinan. Sang pembela wong cilik :D

Sorry yah linknya numpang lewat om
http://forum.detik.com/showthread.php?t=6702

Ini file pdf nya
http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/kp/2004/081-04.pdf

semoga bisa jadi pembelajaran bagi yang nggak tau seperti saya

Blogger ikram »
10 February, 2008 01:00  

Maaf baru sempat balas.

Andre: Eits. Nggak sih, cuma lo doang. Sukses kan mendapat subsidi dengan mengolah empati :P

Senja, mungkin memang tak ada yang tak terlepas dari andil orang media. Termasuk kemenangan Megawati pada pemilu 1999 jangan-jangan?

Sigit: Jalan Johar? Dimana tuh?

Azhar mesti terkesan tertindas dulu supaya menang...

Sawung: Oh jadi gerakan Mega selama ini diatur toh? Oooh, kirain inisiatif dia sendiri (naluri pemimpin).

Hebat juga deh buat si Abang (abangnya siapa?) kita jadi bisa nonton debat kusir di tivi-tivi.

Me: Saya tahu semestinya saya nggak kaget. Tapi jujur, tetep saja loh, waktu baca tentang itu, jadi kaget juga!

Pemimpin wong cilik :)

Blogger turabul-aqdam »
11 February, 2008 14:12  

menurutku ga ada fakta yang meragukan, kram. i know u r.. didikan Pantau dan kursus Jursas.. :D

but technically, tulisan yang nanti termuat di koran haruslah bisa dipertanggungjawabkan.

salah satu caranya dengan menunjukkan beberapa referensi, dan bukan hanya opini. itu ajah..

Blogger ikram »
11 February, 2008 18:42  

Ya sudah, nanti kalau ada tulisan lagi, aku coba kirim ke kamu deh biar dimuat di koranmu :)

Anonymous rahmat »
17 April, 2009 17:34  

Saya juga bukan membela sby, namun saya sangat setuju dengan Program SBY yang bijaksana, memang Presiden SBY sedikit bicara namun kita tahu hasil kinerjanya, saya rasa hilangkanlah sikap main tuding dan menjelek - jelekkan orang, belum tentu mereka bisa menjalaninya dengan baik, terima kasih atas izin komentarnya. salam

Anonymous rahmat »
17 April, 2009 17:37  

tukeran link yuk :D kunjungi http://sby-menang-lagi.blogspot.com se x lagi salam.

Anonymous Anonymous »
25 June, 2009 03:43  

ah liat megawati pusing kepala dah omong dari dulu sampe sekarang retorika doang isinya.... klo ditanya soal program, rencana, sistem mati kutu... dari dulu yang dijual soekarno mulu gua jd penasaran klo dia terlahir dari serang bernama SOEPARJO ( megawati soeparjoputri ) apa bisa laku dia..... negara bangkrut kerjaan susah malah sibuk ngomong tahu tempe ama bumbu dapur hhhhhh.... ntar di WTO pasti mati gaya dah klo ketemu pakar2 dunia paling nyuruh perwakilan. Indonesia jaman sekarang butuh negosiator & perencana yang ulung bukan ORATOR dah lewat itu jamannya klo modal mulut doang jd presiden mending wa milih adri wongso apa si mario teguh. tapi mo gimana lagi mayoritas rakyat indonesia otaknya di perut kepalanya kosong... klo milih modal populer doang cukup bangsa model IDOL. satu lagi soal "wong cilik" okelah kita sekarang miskin okelah kita sekarang susah tapi punya harga diri dong contoh nih ya wa nabrak abang becak yang nyebrang sembarangan pasti dia orang bilang gini..... wah sampeyan ga mau ngalah sama wong cilik...cih... klo gua mah mo kaya kek mo miskin kek mo rang besar kek mo orang kecil kek.... tertib ama aturan.. hargain sesama bangsa loe... jangan SARA... merasa mayoritas minoritas.... fanatisme sempit.... berjiwa besar dong walaupun wong cilik.... masa sudah wong nya CILIK jiwanya KERDIL lagi cih..... SAVE OUR NATION GUYS peace

Anonymous Anonymous »
31 January, 2010 12:33  

Saya bukan pendukung MEGA / SBY / JK. Saya sih pengennya Sintong Panjaitan/Rizal Ramli/Guruh yg jadi presiden.haha
Tapi, pengen ikut komentar juga hehe

1.Kenapa MEGA selalu hadir dengan nama SOEKARNO? Tentu karena MEGA ingin menunjukan kpd publik bahwa ia adalah penerus perjuangan SOEKARNO, yg mengutamakan kepentingan rakyat.

2.Kenapa MEGA terus mengkritik SBY? Karena sebagai partai Oposisi itu sah dalam alam demokrasi dan penting adanya. Walaupun justru itu menjadi bahah bakar bagi SBY(klo kata mas ikram)

MEGA hanya meruskan pemerintahan Pejuang Demokrasi kita yaitu GUS DUR yg lengser waktu itu. Secara keseluruhan Kinerja MEGA belum bisa dinilai, karena sebagai seorang Pemimpin MEGA harus memiliki bawahan yang satu ideologi dengan MEGA. Sedangkan pada saat MEGA memimpin masih banyak Menteri2 yg tidak satu ideologi dengan MEGA. Seperti Laksamana Sukardi(saya kira kita semua tau).
Yang perlu dipertimbangkan dari IBU MEGA adalah bahwa MEGA memiliki dasar pemikiran yang LOGIS dan sangat MANUSIAWI.

BAGAIMANAPUN INDONESIA BUTUH SOSOK SEPERTI MEGAWATI.

Blogger oakleyses »
17 October, 2015 09:33  

gucci outlet, nike air max, tory burch outlet, oakley sunglasses, prada handbags, ugg boots, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, louis vuitton, kate spade outlet, prada outlet, cheap oakley sunglasses, louis vuitton outlet, louis vuitton outlet, oakley sunglasses, ray ban sunglasses, tiffany jewelry, replica watches, michael kors outlet, longchamp outlet, louboutin, burberry, burberry outlet online, michael kors, christian louboutin outlet, ray ban sunglasses, oakley sunglasses, replica watches, oakley sunglasses, tiffany and co, nike free, michael kors outlet, ugg boots, louboutin shoes, ugg boots, uggs on sale, longchamp outlet, nike outlet, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, longchamp, michael kors outlet, michael kors outlet, louboutin outlet, nike air max, ugg boots, michael kors outlet

Blogger oakleyses »
17 October, 2015 09:43  

herve leger, soccer jerseys, hollister, new balance, p90x workout, soccer shoes, reebok shoes, ferragamo shoes, valentino shoes, chi flat iron, beats by dre, converse, asics running shoes, jimmy choo shoes, ray ban, instyler, north face outlet, north face outlet, mac cosmetics, ralph lauren, ghd, abercrombie and fitch, nike trainers, longchamp, iphone 6 cases, timberland boots, louboutin, gucci, nike air max, bottega veneta, oakley, birkin bag, wedding dresses, converse outlet, celine handbags, lululemon, mont blanc, babyliss, insanity workout, mcm handbags, nike roshe, nfl jerseys, nike huarache, hollister, nike air max, vans, hollister, giuseppe zanotti, baseball bats, vans shoes

Blogger oakleyses »
17 October, 2015 09:48  

louis vuitton, toms shoes, moncler outlet, canada goose outlet, ugg,uggs,uggs canada, hollister, coach outlet, canada goose, moncler, doudoune canada goose, juicy couture outlet, michael kors handbags, sac louis vuitton pas cher, pandora charms, canada goose, swarovski, louis vuitton, louis vuitton, doke gabbana outlet, wedding dresses, pandora jewelry, ugg boots uk, moncler, juicy couture outlet, swarovski crystal, moncler, lancel, moncler, supra shoes, michael kors outlet, replica watches, louis vuitton, pandora jewelry, ugg,ugg australia,ugg italia, moncler, canada goose uk, thomas sabo, pandora charms, michael kors outlet online, ugg pas cher, marc jacobs, canada goose, moncler, montre pas cher, barbour, canada goose outlet, links of london, barbour jackets, karen millen, canada goose, moncler, bottes ugg

Blogger Unknown »
21 July, 2017 08:58  

kobe 11
fitflops
louboutin shoes
pandora bracelet
michael kors outlet
fitflops sale clearance
roshe run
adidas superstar
hermes belts for men
fitflops clearance

Leave a reply Back to home

tentang saya

tulisan sebelumnya

arsip

IkramPutra©2010 | thanks for stopping by