Antara Selebriti, Investasi, dan Gravitasi
Monday, September 18, 2006
Susy Ivvaty dan Frans Sartono dalam artikel "Aku Selebriti yang Menulis Buku" (Kompas, 17/9) menjelaskan mengapa di tulisan itu mereka menulis selebriti ketimbang selebritas.
"Baiklah istilah yang banyak dipakai ini kita pergunakan", tulis mereka di alinea pertama.
Aneh memang. Meski menulis universitas untuk university, identitas untuk identity, fakultas untuk faculty, realitas untuk reality, ternyata kita menulis selebriti untuk celebrity. Kita tak peduli pedoman yang ada, bahwa kata-kata yang akhirannya -ty dialihbahasakan menjadi -tas.
Sebab, selebriti banyak dipakai.
Tapi saya kira itu pulalah yang terjadi pada investasi dan gravitasi -- dua istilah yang sehari-hari mengisi kehidupan kita.
Sebagai makhluk hidup yang berdiam di Bumi, kita terikat patuh pada gaya tarik antar benda yang membuat kita tetap berpijak pada tanah ini. Dan sebagai warga negara Indonesia, kita pernah punya presiden yang berkeliling dunia demi mengundang orang asing menanamkan modal di sini.
Saya berkhayal, mungkin dulu pernah ada orang-orang kurang kerjaan (yang menyebut diri mereka pemerhati bahasa) yang mengingatkan kita bahwa investasi berasal dari investment. Dan gravitasi itu dari gravity. "Maka formulanya berbeda, tak bisa dipukul rata jadi -asi". Mungkin mereka sudah bilang begitu.
Tapi toh seiring berjalannya waktu, kita tetap bertahan menulis investasi dan gravitasi.
Sebab, investasi dan gravitasi banyak dipakai.
"Baiklah istilah yang banyak dipakai ini kita pergunakan", tulis mereka di alinea pertama.
Aneh memang. Meski menulis universitas untuk university, identitas untuk identity, fakultas untuk faculty, realitas untuk reality, ternyata kita menulis selebriti untuk celebrity. Kita tak peduli pedoman yang ada, bahwa kata-kata yang akhirannya -ty dialihbahasakan menjadi -tas.
Sebab, selebriti banyak dipakai.
Tapi saya kira itu pulalah yang terjadi pada investasi dan gravitasi -- dua istilah yang sehari-hari mengisi kehidupan kita.
Sebagai makhluk hidup yang berdiam di Bumi, kita terikat patuh pada gaya tarik antar benda yang membuat kita tetap berpijak pada tanah ini. Dan sebagai warga negara Indonesia, kita pernah punya presiden yang berkeliling dunia demi mengundang orang asing menanamkan modal di sini.
Saya berkhayal, mungkin dulu pernah ada orang-orang kurang kerjaan (yang menyebut diri mereka pemerhati bahasa) yang mengingatkan kita bahwa investasi berasal dari investment. Dan gravitasi itu dari gravity. "Maka formulanya berbeda, tak bisa dipukul rata jadi -asi". Mungkin mereka sudah bilang begitu.
Tapi toh seiring berjalannya waktu, kita tetap bertahan menulis investasi dan gravitasi.
Sebab, investasi dan gravitasi banyak dipakai.