Dua Kandidat Cukup
Wednesday, February 25, 2004
Pemilu Kabinet Mahasiswa 2004 hanya mempertandingkan dua kandidat. Persaingan makin ringan?
Oleh Ikram Putra
Ruangan Kongres KM-ITB sore itu penuh sesak. Menjelang pukul lima sore, wajah Indra Tertiari Efka -- ketua pemilu raya -- menunjukkan ekspresi cemas. "Coba di-sms lagi calon-calonnya. Bilang lima belas menit lagi jam lima," perintahnya kepada seorang panitia.
Apa pasal?
Ternyata, pukul lima sore adalah batas waktu pengembalian formulir dan syarat bagi mereka yang berminat mengincar tampuk kepemimpinan Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB. Dan hingga lima belas menit terakhir, yang mengembalikan formulir baru satu orang, dari delapan yang mengambil formulir. Kontan hal ini membuat panitia resah. Mereka hanya bisa menunggu. Waktu seakan berjalan lebih lambat di ruangan yang digunakan sebagai sekretariat panitia pemilihan umum KM 2004 itu.
Tunggu punya tunggu, tersiar kabar bahwa empat calon kandidat sudah menyatakan tak akan mengumpulkan berkas, alias mengundurkan diri. Mereka adalah Ahmad Zaki, Dani M, T Reiza, dan Faradiansyah. Panitia pun hanya bisa berharap pada dua calon lagi.
Lima menit lagi pukul lima sore. Walaupun mencoba bersikap santai, Efka tak dapat menyembunyikan kecemasannya. Ia lalu membicarakan langkah yang akan diambil, jika memang akan ada hanya satu calon kandidat. "Semuanya kita pulangkan kepada Kongres. Kita disini kan ibaratnya kuli," katanya.
Pada saat itulah, Oskar P -- seorang calon kandidat -- memasuki ruangan. Setelah menyerahkan berkas-berkas kelengkapan, ia dinyatakan lulus tahap pendaftaran calon kandidat presiden. Kehadirannya di menit-menit terakhir seakan menghapus kekuatiran panitia. Akhirnya terkumpul dua calon kandidat. Adalah Anas Hanafiah, yang mengembalikan formulir peserta pertama kali. Pukul tiga sore itu, ia sudah melunasi kewajiban pendaftaran.
Seorang calon lagi, Isbatullah, datang terlambat. Kepada Efka, ia meminta perpanjangan waktu, menunggu kelengkapan berkas. Kembali, Efka menyerahkan hal itu kepada Kongres. Ketika Efka-Kongres berbincang, Isbatullah menerima telepon. Setelah itu ia menyatakan mengundurkan diri. "Tandatanganku baru tiga ratus lima puluh," ucapnya singkat.
Setelah melalui proses verifikasi, Anas dan Oskar disahkan menjadi kandidat presiden KM-ITB 2004. Berarti, pada pemilu kali ini hanya ada dua kandidat. Anas pernah aktif di Salman, sedangkan Oskar cukup aktif di Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan. Visi dan misi mereka pun berbeda. Anas ingin perhatian yang proporsional antara isu intern kampus dan isu nasional, sedangkan Oskar lebih menekankan konsolidasi ke dalam, sebelum menyikapi isu nasional.
Sifat kalem terasa menonjol pada diri Anas. Jarang emosional, apalagi berbicara dengan intonasi tinggi. Mantan ketua Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ini ingin agar mahasiswa memilih seseorang tidak hanya karena keterikatan emosional.
Namun, Anas kurang dikenal massa di luar "lingkungan"nya. Ia juga pernah dituding membawa kepentingan organ ekstra kampus. Tentang peristiwa itu, "Ya saya ambil hikmahnya saja, dan berusaha menjadikan KM lebih aspiratif," tukasnya tenang.
Oskar dikenal cukup merakyat. Kandidat asal Himpunan Mahasiswa Geofisika Meteorologi ini mencita-citakan sebuah KM yang benar-benar menjadi keluarga mahasiswa. Oskar berusaha meningkatkan keakraban atara mahasiswa. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan musik dan kopi sore sebagai kegiatan pertama kali, bila ia terpilih. Mantan anggota kabinet kepengurusan Alga Indria ini merasa kurang pantas bila KM-ITB menyikapi suatu isu nasional, tanpa kebulatan suara mahasiswa tentang hal itu.
Sayang, mimpi yang diusungnya bukanlah hal baru. "Oskar menurut saya mujadul banget, tiap tahun juga begitu," ucap Ahmad Zaki, yang kini menjadi promotor Anas.
Entah karena sosialisasi panitia yang kurang informatif, atau memang apatisme mahasiswa terhadap politik sudah sedemikian parahnya, beberapa kali hearing zona hanya dihadiri sedikit pengunjung. Bahkan seringkali hearing hanya dihadiri tim sukses dan promotor dari masing-masing kandidat. Hearing terpusat di lapangan basket pada Rabu 10 Maret lalu pun bernasib hampir sama.
Untunglah, apatisme itu belum melanda seluruh mahasiswa ITB. Dengan nama Forum Media Kampus untuk Pemilu, beberapa mahasiswa menggagas sebuah media pemantau pemilu. Mereka membagikan selebaran dwiharian, yang memberitakan kejadian terbaru tentang pemilu KM. Sebuah bentuk alternatif sosialisasi, yang berasal dari luar panitia.
Semoga semua berjalan lancar, menuju masa pemungutan suara 23-31 Maret. Dan bila kampanye Anas-Oskar usai, adalah giliran partai politik dan calon anggota DPD berkampanye di Aula Timur ITB, dengan sejuta jargon politiknya... []
------
Boulevard ITB Edisi 49, Februari 2004
Oleh Ikram Putra
Ruangan Kongres KM-ITB sore itu penuh sesak. Menjelang pukul lima sore, wajah Indra Tertiari Efka -- ketua pemilu raya -- menunjukkan ekspresi cemas. "Coba di-sms lagi calon-calonnya. Bilang lima belas menit lagi jam lima," perintahnya kepada seorang panitia.
Apa pasal?
Ternyata, pukul lima sore adalah batas waktu pengembalian formulir dan syarat bagi mereka yang berminat mengincar tampuk kepemimpinan Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB. Dan hingga lima belas menit terakhir, yang mengembalikan formulir baru satu orang, dari delapan yang mengambil formulir. Kontan hal ini membuat panitia resah. Mereka hanya bisa menunggu. Waktu seakan berjalan lebih lambat di ruangan yang digunakan sebagai sekretariat panitia pemilihan umum KM 2004 itu.
Tunggu punya tunggu, tersiar kabar bahwa empat calon kandidat sudah menyatakan tak akan mengumpulkan berkas, alias mengundurkan diri. Mereka adalah Ahmad Zaki, Dani M, T Reiza, dan Faradiansyah. Panitia pun hanya bisa berharap pada dua calon lagi.
Lima menit lagi pukul lima sore. Walaupun mencoba bersikap santai, Efka tak dapat menyembunyikan kecemasannya. Ia lalu membicarakan langkah yang akan diambil, jika memang akan ada hanya satu calon kandidat. "Semuanya kita pulangkan kepada Kongres. Kita disini kan ibaratnya kuli," katanya.
Pada saat itulah, Oskar P -- seorang calon kandidat -- memasuki ruangan. Setelah menyerahkan berkas-berkas kelengkapan, ia dinyatakan lulus tahap pendaftaran calon kandidat presiden. Kehadirannya di menit-menit terakhir seakan menghapus kekuatiran panitia. Akhirnya terkumpul dua calon kandidat. Adalah Anas Hanafiah, yang mengembalikan formulir peserta pertama kali. Pukul tiga sore itu, ia sudah melunasi kewajiban pendaftaran.
Seorang calon lagi, Isbatullah, datang terlambat. Kepada Efka, ia meminta perpanjangan waktu, menunggu kelengkapan berkas. Kembali, Efka menyerahkan hal itu kepada Kongres. Ketika Efka-Kongres berbincang, Isbatullah menerima telepon. Setelah itu ia menyatakan mengundurkan diri. "Tandatanganku baru tiga ratus lima puluh," ucapnya singkat.
Setelah melalui proses verifikasi, Anas dan Oskar disahkan menjadi kandidat presiden KM-ITB 2004. Berarti, pada pemilu kali ini hanya ada dua kandidat. Anas pernah aktif di Salman, sedangkan Oskar cukup aktif di Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan. Visi dan misi mereka pun berbeda. Anas ingin perhatian yang proporsional antara isu intern kampus dan isu nasional, sedangkan Oskar lebih menekankan konsolidasi ke dalam, sebelum menyikapi isu nasional.
Sifat kalem terasa menonjol pada diri Anas. Jarang emosional, apalagi berbicara dengan intonasi tinggi. Mantan ketua Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ini ingin agar mahasiswa memilih seseorang tidak hanya karena keterikatan emosional.
Namun, Anas kurang dikenal massa di luar "lingkungan"nya. Ia juga pernah dituding membawa kepentingan organ ekstra kampus. Tentang peristiwa itu, "Ya saya ambil hikmahnya saja, dan berusaha menjadikan KM lebih aspiratif," tukasnya tenang.
Oskar dikenal cukup merakyat. Kandidat asal Himpunan Mahasiswa Geofisika Meteorologi ini mencita-citakan sebuah KM yang benar-benar menjadi keluarga mahasiswa. Oskar berusaha meningkatkan keakraban atara mahasiswa. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan musik dan kopi sore sebagai kegiatan pertama kali, bila ia terpilih. Mantan anggota kabinet kepengurusan Alga Indria ini merasa kurang pantas bila KM-ITB menyikapi suatu isu nasional, tanpa kebulatan suara mahasiswa tentang hal itu.
Sayang, mimpi yang diusungnya bukanlah hal baru. "Oskar menurut saya mujadul banget, tiap tahun juga begitu," ucap Ahmad Zaki, yang kini menjadi promotor Anas.
Entah karena sosialisasi panitia yang kurang informatif, atau memang apatisme mahasiswa terhadap politik sudah sedemikian parahnya, beberapa kali hearing zona hanya dihadiri sedikit pengunjung. Bahkan seringkali hearing hanya dihadiri tim sukses dan promotor dari masing-masing kandidat. Hearing terpusat di lapangan basket pada Rabu 10 Maret lalu pun bernasib hampir sama.
Untunglah, apatisme itu belum melanda seluruh mahasiswa ITB. Dengan nama Forum Media Kampus untuk Pemilu, beberapa mahasiswa menggagas sebuah media pemantau pemilu. Mereka membagikan selebaran dwiharian, yang memberitakan kejadian terbaru tentang pemilu KM. Sebuah bentuk alternatif sosialisasi, yang berasal dari luar panitia.
Semoga semua berjalan lancar, menuju masa pemungutan suara 23-31 Maret. Dan bila kampanye Anas-Oskar usai, adalah giliran partai politik dan calon anggota DPD berkampanye di Aula Timur ITB, dengan sejuta jargon politiknya... []
------
Boulevard ITB Edisi 49, Februari 2004
4 Komentar:
gucci outlet, nike air max, tory burch outlet, oakley sunglasses, prada handbags, ugg boots, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, louis vuitton, kate spade outlet, prada outlet, cheap oakley sunglasses, louis vuitton outlet, louis vuitton outlet, oakley sunglasses, ray ban sunglasses, tiffany jewelry, replica watches, michael kors outlet, longchamp outlet, louboutin, burberry, burberry outlet online, michael kors, christian louboutin outlet, ray ban sunglasses, oakley sunglasses, replica watches, oakley sunglasses, tiffany and co, nike free, michael kors outlet, ugg boots, louboutin shoes, ugg boots, uggs on sale, longchamp outlet, nike outlet, louis vuitton, polo ralph lauren outlet, longchamp, michael kors outlet, michael kors outlet, louboutin outlet, nike air max, ugg boots, michael kors outlet
herve leger, soccer jerseys, hollister, new balance, p90x workout, soccer shoes, reebok shoes, ferragamo shoes, valentino shoes, chi flat iron, beats by dre, converse, asics running shoes, jimmy choo shoes, ray ban, instyler, north face outlet, north face outlet, mac cosmetics, ralph lauren, ghd, abercrombie and fitch, nike trainers, longchamp, iphone 6 cases, timberland boots, louboutin, gucci, nike air max, bottega veneta, oakley, birkin bag, wedding dresses, converse outlet, celine handbags, lululemon, mont blanc, babyliss, insanity workout, mcm handbags, nike roshe, nfl jerseys, nike huarache, hollister, nike air max, vans, hollister, giuseppe zanotti, baseball bats, vans shoes
louis vuitton, toms shoes, moncler outlet, canada goose outlet, ugg,uggs,uggs canada, hollister, coach outlet, canada goose, moncler, doudoune canada goose, juicy couture outlet, michael kors handbags, sac louis vuitton pas cher, pandora charms, canada goose, swarovski, louis vuitton, louis vuitton, doke gabbana outlet, wedding dresses, pandora jewelry, ugg boots uk, moncler, juicy couture outlet, swarovski crystal, moncler, lancel, moncler, supra shoes, michael kors outlet, replica watches, louis vuitton, pandora jewelry, ugg,ugg australia,ugg italia, moncler, canada goose uk, thomas sabo, pandora charms, michael kors outlet online, ugg pas cher, marc jacobs, canada goose, moncler, montre pas cher, barbour, canada goose outlet, links of london, barbour jackets, karen millen, canada goose, moncler, bottes ugg
cheap nike shoes
adidas outlet
soccer jerseys wholesale
michael kors handbags
mulberry outlet store
prada outlet
cheap nba jerseys
ralph lauren uk
swarovski crystal
oakley sunglasses wholesale
chanel handbags outlet
ralph lauren outlet
cheap jordan shoes
canada goose coats
toms outlet store
puma outlet
north face outlet store
ugg boots
black friday deals
ugg outlet
1204minko