Commitment is about doing whatever it takes.—Anonymous

Mahfudz Shiddiq soal kutu loncat

Tuesday, June 22, 2010

Pemilik blog ini sudah pernah membagi pandangannya tentang “kutu loncat” — orang yang atas sebuah alasan tak puas dengan jabatannya sekarang dan mengejar jabatan baru. Pandangannya itu bisa dibaca lagi di tulisan yang ini dan ini.

Pemilik blog ini di akun Twitternya juga pernah beberapa kali nyinyir terhadap Irwan Prayitno dan Anas Urbaningrum, yang menurutnya masuk kategori kutu loncat itu.

Pada kesempatan kali ini pemilik blog mengajak kita mencermati komentar Mahfudz Shiddiq, anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, mengenai fenomena yang sama.

Dikutip dari sebuah artikel di beritasatu.com:
Anggota DPR dari Fraksi PKS, Mahfudz Siddiq, menilai perpindahan jabatan sebelum jabatan lama berakhir menunjukkan lemahnya integritas dan komitmen terhadap jabatan yang diemban.

“Untuk kasus Nurpati, misalnya, Bawaslu harus tegas. Apakah hanya melanggar kode etik atau ada pelanggaran yang bisa dibawa ke ranah pidana,” kata Mahfudz.

Namun dari tiga contoh, Andi, Jimly, dan Todung, menunjukkan mereka bersifat pragmatis. Kesempatan yang menawarkan jabatan, materi, dan gengsi lebih tinggi diambilnya tanpa memedulikan jabatan yang sedang diembannya.

“Seharusnya mereka bersabar menanti kesempatan ketika tidak mengemban jabatan publik lain.”

“Ke depan Undang Undang yang berkaitan dengan jabatan publik harus disertai sanksi pidana jika meninggalkan jabatan sebelum masanya,” ujarnya.
Sayang sekali kita tidak jelas apakah komentar Mahfudz Shiddiq berlaku pula untuk kasus mantan presiden PKS Tifatul Sembiring (terpilih sebagai anggota DPR tapi kemudian jadi menteri komunikasi) dan Anas Urbaningrum (terpilih sebagai anggota DPR tapi kemudian jadi ketua partai Demokrat).

Juga tidak jelas apakah komentar Mahfudz Shiddiq berlaku pula untuk kasus Irwan Prayitno yang terpilih sebagai anggota DPR dari PKS tapi masih pengen jadi gubernur Sumatera Barat juga.

------
Foto diambil dari http://www.inilah.com/data/berita/foto/73303.jpg

Caution your belonging

Sunday, June 13, 2010



Hati-hati jangan sampai barang bawaan anda hilang.
Heart-heart don't arrive your belonging disappeared.

------
Sudirman City Walk, Jakarta

Armada tidak sendirian

Wednesday, June 09, 2010

Pada Selasa 8 Juni 2010, detikNews menurunkan laporan soal kerusakan 23 unit taksi Blue Bird di Bali yang dilakukan para sopir taksi selain Blue Bird. Biasa deh, persaingan usaha gitu.

Yang tidak biasa adalah, mereka memakai kata “armada” untuk menggantikan “unit”.
23 Armadanya Dirusak, Blue Bird Tuntut Ganti Rugi
Gede Suardana - detikNews

Denpasar - Sebanyak 23 armada taksi Blue Bird dirusak oleh sopir taksi yang tergabung dalam Paguyuban Jasa Wisata Bali (PJWB). Pihak Blue Bird pun menuntut ganti rugi.

Humas PT Praja Bali Transportasi (pemegang lisensi Blue Bird di Bali) Teguh Wijayanto mengatakan selain menuntut ganti rugi, juga mengancam melaporkannya ke polisi. "Kerugian sekitar Rp 100 juta," kata Teguh, Selasa (8/6/2010).

Puluhan armada dirusak para sopir taksi anti Blue Bird, Senin (7/6/2010). Perusakan dilakukan dengan melempari kaca armada Blue Bird di kawasan Sanur dan Kuta.

Selain merusak armada Blue Bird, massa juga membuat kericuhan saat berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Bali. Mereka merusak kamera dan mengintimidasi wartawan.

Teguh juga mengatakan aksi para sopir taksi anti Blue Bird bisa merusak citra pariwisata Bali karena merusak armada yang sedang mengangkut wisatawan.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Polisi Gde Sugianyar menyatakan telah melakukan penyelidikan kasus tersebut. Polisi tengah mengumpulkan barang bukti dan mempelajari rekaman video perusakan armada Blue Bird.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, armada adalah “rombongan suatu kesatuan”. Artinya “armada” itu jamak; tidak bisa dipakai menggantikan “unit” karena satu armada pasti terdiri dari beberapa unit.

Nah kalau 23 armada Blue Bird dilaporkan dirusak, ada berapa unit dong persisnya?

Cara untuk menghindari kesalahan seperti ini mestinya gampang: Ingat saja band “Armada” yang lagunya jadi cacing kuping di mana-mana itu. Mereka ada lima personel kan?

Armada tidak sendirian :)

tentang saya

tulisan sebelumnya

arsip

IkramPutra©2010 | thanks for stopping by